KKP Salurkan Bantuan Alat Tangkap Ramah Lingkungan di Cirebon
Cirebon, 12 Oktober 2017,- Kementran Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia melalui Direktorat Jendral Perikanan Tangkap menyalurkan bantuan berupa alat tangkap ramah lingkungan kepada nelayanan Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu.
Acara tersebut berlangsung di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Kejawanan, Jalan Pelabuhan Perikanan No. 01, Kota Cirebon, Kamis (12/10/2017). Penyerahan alat tangkap ramah lingkungan dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, Walikota Cirebon, Komisi II DPRD Provinsi Jawa Barat dan para nelayan.
Dalam sambutannya, Dirjen Perikanan Tangkap KKP, Sjarief Widjaja mengatakan, Pantai Utara Jawa tingkat kerusakannya cukup tinggi, setelah diteliti banyak alat-alat tangkap yang bergerak fungsinya, yang tadinya statis menjadi aktif. Kemudian mata jaringnya menjadi lebih kecil, memang tujuanya untuk menangkap ikan-ikan kecil.
Tetapi ikan kecil, katanya, jaring tidak bisa membedakan ikan kecil. Ada yang ikan memang sampai tuanya kecil, ada ikan yang kecil setelah itu menjadi besar. Dan yang ditangkap teman-teman nelayan adalah ikan kecil yang menjad besar.
“Oleh sebab itu, kita ingin mulai mengatur alat-alat tangkap ramah lingkuangan ini supaya teman-teman nelayan bisa menangkap ikan yang lebih besar,” ujarnya.
Sebagai contoh, ikan-ikan kecil itu harganya hanya Rp. 4 ribu/kg. Kalau kita menangkap kakap merah, bawal putih dan ikan besar sebagainya, itu bisa mencapai harga Rp. 40 ribu sampai Rp. 50 ribu/kg.
” Jadi menangkap ikannya sama, tetapi value nya lebih tinggi. Itu yang sebetulnya tujuan pegantian alat tangkap ramah lingkungan, salah satunya karena itu,” jelasnya.
Lanjut dia, total alat tangkap ramah lingkungan di Jawa Barat yang sudah kita bantu ada 409 alat tangkap, saat ini kita bagikan ada 330 an dan sisanya akan kita siapakan di akhir bulan.
Selain itu, Wakil Gubernur Jawa Barat, Deddy Mizwar menambahkan, pergantian alat tangkap ramah lingkungan ini agar ada berkelajutan biota laut, jangan sampai hacur biota laut karena jaring-jaring yang tidak ramah lingkungan.
“Dari satu juta nelayan kurang lebih yang ada di Indonesia, baru 500 ribuan nelayan yang sudah menggunakan alat tangkap ramah lingkungan. Untuk di Jawa Barat hampir semuanya,” paparnya. (AC212)