Kisah Penjual Jamu Gendong Mengantarkan Kesuksesan Ketiga Anaknya Menjadi Sarjana

Cirebon- Sagih (48), seorang ibu pedagang jamu gendong yang biasanya berkeliling menjual jamunya di sekitar jalan Perjuangan. Aslinya orang Solo, ikut merantau bersama suami beserta ketiga putrinya ke Kota Cirebon dan kini tinggal di daerah Jagasatru.

1. Berjualan Jamu Pagi dan Sore

Beliau berjualan jamu dua kali sehari di waktu pagi dan sore. Pagi hari, beliau berjualan mulai pukul 06.30 sampai pukul 11.00. Sedangkan sore hari, berjualan dari pukul 15.00 hingga pukul 17.30.

“Saya kan jualan jamu dua kali sehari, untuk persiapannya sendiri dari jam 3 pagi dan jam 12 siang. Bahan-bahan untuk membuat jamu ada yang dari Solo dan dari kebun”, ujar Sagih ketika ditemui About Cirebon, Jum’at (6/9/2019).

BACA YUK:  Tingkatkan Brand dan Bisnis UKM, Telkomsel Gelar Lokakarya 3rd Digital Creative Entrepreneurs

Rute yang ditempuh untuk berjualan jamu diantaranya wilayah Perumahan Griya Sunyaragi Permai (GSP) dan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

2. Sudah Berjualan selama 37 Tahun

Ibu Sagih mulai berjualan jamu gendong sejak tahun 1982. Berarti, sudah 37 tahun. Masa mudanya dihabiskan untuk belajar meracik jamu, sehingga tidak ada waktu untuk bersekolah. Faktornya antara lain tidak diperbolehkan oleh orang tua ditambah dengan keadaan ekonomi keluarganya yang saat itu tidak memungkinkan beliau untuk bersekolah.

3. Ketiga Anaknya Menjadi Sarjana

BACA YUK:  Info Loker! Lowongan Kerja Terbaru untuk Tiga Negeri Music House di Bulan Maret 2024

Hal itulah yang membuat Ibu Sagih bercita-cita menyekolahkan ketiga putrinya.

“Saya pengen banget anak-anak saya sekolah sampai lulus kuliah”, katanya.

“Alhamdulillah meskipun saya sama suami bermata pencaharian sebagai penjual jamu gendong dan penjual bakso, kami berhasil menyekolahkan ketiga putri kami hingga menjadi sarjana”, cerita Sagih.

Putri pertamanya kuliah strata 1 (S1) mengambil jurusan Manajemen Informatika. Putri kedua kuliah diploma 3 (D3) mengambil jurusan yang sama dengan kakaknya. Sedangkan putri bungsunya kuliah strata 1 (S1) mengambil jurusan Tadris Bahasa Inggris.

BACA YUK:  Polsek Kesambi Bagikan Ratusan Takjil Jelang Buka Puasa Kepada Masyarakat

Tidak ada halangan ketika memperjuangkan ketiga putrinya untuk bersekolah. Baginya, yang terpenting adalah niat dan semangat. Insyaallah dimudahkan jalannya.

4. Anak-anaknya Sudah Bekerja

Kini, ketiga putri Ibu Sagih sudah bekerja dan berkeluarga. Dua orang putrinya bekerja di kantor pajak dan seorang lagi bekerja sebagai guru.

Kesuksesan ketiga putri Ibu Sagih dalam menempuh pendidikan hingga sarjana, menjadi bukti kegigihan seorang ibu dalam memperjuangkan kehidupan anaknya agar lebih baik.

(Reporter : Vianisa Atifah/PPL)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *