Kesultanan Kanoman Gelar Tradisi Tawurji dan Ngapem

Cirebon,- Keraton Kanoman Cirebon menggelar kegiatan ritual kebudayaan Tawurji dan Apem, Rabu (6/10/2021). Pada masa Pandemi COVID-19, tradisi Tawurji dan Apem dilaksanakan secara terbatas.

Tawurji berasal dari suku kata tawur (melempar uang koin/sejenisnya) dan aji (Tuan Haji/orang yang mampu). Tradisi Tawurji merupakan bentuk shodaqoh keluarga keraton dihari rabu terakhir bulan safar (Rebo Wekasan) sebagai upaya untuk menolak segala jenis marabahaya/musibah.

Sultan Kanoman XII, Sultan Raja Muhammad Emarudin melalui Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran mengatakan hari ini melaksanakan tradisi Tawurji dan Apeman. Ini merupakan suatu berkah atau hidayah untuk menolak bala atau musibah.

BACA YUK:  Jadwal Bioskop Cirebon 22 Maret 2024, Ada Film Kurban Budak Iblis Dua Surga Dalam Cintaku

“Para leluhur dahulu, tradisi Tawurji sebagi bentuk sodaqoh kepada masyarakat sekitar untuk menolak bala. Tradisi ini dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir di bulan Safar,” ujar Pangeran Patih.

Selain itu, Tradisi Apeman, kata Pangeran Patih, sama saja bagian dari hari Rabu terakhir di bulan Safar. Maka dari itu, di Keraton Kanoman Cirebon masih menjaga tradisi yang ada di Kesultanan Kanoman.

“Makna dari Tawurji dan Apeman ini merupakan rasa syukur. Rasa syukur itu banyak sekali maknanya, bisa saja menjadi tolak bala ataupun memberikan suatu rasa kasih sayang terhadap masyarakat setempat,” katanya.

BACA YUK:  Jelang Arus Mudik Lebaran 2024, Pengemudi Bus di Kabupaten Cirebon Dites Urine

“Karena bulan Safar ini, bulan yang penuh dengan emosional, makanya di Kesultanan Kanoman ini memberikan anugrah kepada masyarakat setempat di bulan Safar dengan simbol Tawurji dan Apeman,” sambungnya.

Apem yang sudah dibuat oleh Kasultanan Kanoman Cirebon akan dibagikan kepada masyarakat setempat. Apem ini sebagai bentuk keberkahan pada bulan Safar. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *