Keraton Kanoman Gelar Tradisi Malam Pelal Ageng Panjang Jimat, ini Maknanya

Cirebon,- Kasultanan Kanoman Cirebon menggelar Tradisi Malam Pelal Ageng Panjang Jimat, Sabtu (8/10/2022). Tradisi tersebut merupakan acara inti peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada 12 Rabiul Awal.

Juru Bicara Kesultanan Kanoman Cirebon, Raja Ratu Arimbi Nurtina menjelaskan istilah Pelal Ageng artinya malam keutamaan yang besar yakni malam saat seorang Nabi dan Rasul Muhammad SAW lahir ke dunia.

Lanjut Ratu Arimbi, istilah Panjang Jimat berasal dari kata Panjang yakni sebuah piring pusaka berbentuk bundar besar pemberian seorang pertapa suci bernama Sanghyang Bango dari Gunung Siangkup. Sedangkan istilah Jimat, yakni sebuah benda apapun yang mempunyai nilai sejarah dan nilai pusaka yang harus dijaga.

“Istilah Jimat yang dimaksud dalam hal ini adalah, sebutan untuk nasi yang dalam prosesnya, ketika masih gabah dikupas satu persatu sambil melantunkan solawat kepada Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

BACA YUK:  Info Pemadaman Listrik di ULP Cirebon Kota Rabu 20 Maret 2024

Setelah itu, kata Ratu Arimbi, beras yang sudah dikupas kemudian disucikan atau dipesusi di Sumur Bandung. Bahkan, proses juga diiringi lantunan solawat oleh rombongan ibu-ibu yang suci (menjaga wudlu) dari hadas kecil dan hadas besar dan salah satunya adalah Perawan Sunti.

“Nasi yang proses memasaknya diiringi solawat inilah yang disebut Nasi Jimat. Jimat yang dimaksud adalah solawat yang dipanjatkan kepada Baginda Gusti Kanjeng Rasulullah SAW, karena solawat inilah yang menjadi sebab syafa’at umat manusia ketika tiba hari pembalasan,” jelasnya.

Dengan kata lain, menurut Ratu Arimbi, Panjang Jimat adalah iring-iringan nasi jimat yang diletakan di atas piring panjang sehingga malam pelal ageng itu disebut Malam Panjang Jimat. Malam yang bersejarah dalam sejarah penciptaan manusia dan alam semesta.

“Oleh sebab itu, malam ini (12 mulud) merupakan acara ritual terbesar, karena penghormatan terhadap Nur Muhammad menjadi sebab adanya dunia dan alam semesta. Sementara kelahiran Gusti Rasul Muhammad menjadi sebab terangnya cahaya Islam bagi semesta alam,” ungkapnya.

BACA YUK:  Hadiri Dies Natalis ke-63 UGJ Cirebon, Ustaz Wijayanto Pesan Hal Ini

Peringatan Maulid Nabi di Keraton Kanoman disebut dengan istilah Pelal Ageng Panjang Jimat. Malam pelal (iplal) ini diawali dengan pembukaan dengan pembacaan doa tawassul di Pendopo Jinem. Lalu dilanjutkan dengan ngawejang lan ngawedar Babad Panjang Jimat dan Sejarah Kesultanan Kanoman.

Setelah itu, dilanjutkan penyiapan sajian pelal oleh Pangeran Kumisi di langgar. Kemudian dilanjutkan dengan penjemputan Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin, Sultan Anom XII oleh beberapa keluarga keraton.

Tidak sampai disitu, prosesi dilanjut dengan sembah bakti Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran, Patih Kesultanan Kanoman kepada Kanjeng Gusti Sultan Raja Muhammad Emirudin dan prosesi ini selesai.

BACA YUK:  Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Konon Dibangun Hanya Satu Hari Satu Malam

Dengan selesainya proses tersebut, Pangeran Patih lalu memakai jubah rosul dan kembali ke Pendopo Jinem untuk bersiap memimpin iring-iringan Pawai Alegoris menuju ke Masjid Agung Keraton Kanoman. Di dalam masjid dilakukan prosesi pembacaan Srakalan Maulid Barzanji yang dipimpin oleh Penghulu Kesultanan Kanoman hingga selesai.

Pada peringatan Pelal Ageng Panjang Jimat (muludan) kali ini, kata Ratu Arimbi, Keraton Kanoman melaksanakannya secara khidmat. Meskipun pada tahun ini Virus COVID-19 sudah mulai reda, namun harus tetap waspada dan menjaga interaksi kita masing-masing demi menghindari mewabahnya kembali virus tersebut.

“Meskipun demikian, himbauan agar kita mejaga kebersihan, menjaga jarak dan memakai masker tetap kita sampaikan. Selain menjaga Kesehatan, himbauan ini dimaksudkan agar kegiatan muludan ini tetap kondusif, tidak berdesakan, tertib dan berjalan lancar,” pungkasnya. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *