Kendalikan Inflasi, BI dan TPID Kota Cirebon Gelar Mini Expo dan Pasar Murah Jelang Ramadan
Cirebon,- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon bersama dengan Tim Pengedali Inflasi Daerah (TPID) menggelar Mini Expo UMKM dan Pasar Murah yang berlangsung di halaman Keraton Kacirebonan, Jalan Pulasaren, Kora Cirebon.
1. Stock Komoditas Terjaga
Acara pasar murah dan mini expo yang diikuti sekitar 50 UMKM dari Wirausaha Binaan Bank Indonesia (WUBI), akan berlangsung selama dua hari tanggal 29-30 April 2019.
Yukon Afrinaldo, Kepala Tim Sistem Pembayaran (SP) Pengedaran Uang Rupiah (PUR) dan Keuangan Inklusif (KI) KPw BI Cirebon mengatakan acara pasar murah yang didukung oleh PPI, Bulog dan beberapa perbankan di wilayah Cirebon ini dalam rangka menjelang Ramadan 1440 Hijriah.
“Melalui pasar murah ini, kami Bank Indonesia bersama TPID berharap masyarakat tidak perlu khawatir akan stock komoditas menjelang Ramadan,” ujarnya usai pembukaan mini expo dan pasar murah, Senin (29/4/2019).
Menurut Yukon, stock komoditas menjelang Ramadan masih cukup terjaga dan harganya pun masih terkendali.
“Sehingga, masyarakat tidak perlu khawatir dan tetap belanja bijak, tidak perlu melakukan penumpukan komoditas, karena takut stock kurang,” ungkapnya.
2. Harga Komoditas
Berbagai komoditas pangan murah yanh dijual pada pasar murah diantaranga telur, beras, minuak goreng, tepung terigu, gula pasir, daging beku, cabai rawit, bawang merah, serta komoditas lainnya.
Menurut Yukon, komoditas yang kita jual ini merupakan komoditas yang menyumbang inflasi di Kota Cirebon.
Untuk harga yang dijual mulai dari beras yang dipasaran dijual Rp. 12 ribu, dipasar murah ini hanya dijual Rp. 9.800,- telur ayam ras dari 24 ribu menjadi Rp. 20 ribu, minyak goreng Rp. 13 ribu menjadi Rp. 10.500,-.
“Dan penyumbang tinggi inflasi seperti bawang merah dari Rp. 37 ribu menjadi Rp. 24 ribu, tepung terigu dengan berbagai kemasan dari Rp. 9.500 yang paling tinggi menjadi Rp. 6.500 sampai Rp. 8 ribu,” bebernya.
Kemudian, untuk daging ayam dipasar dijual Rp. 34 ribu/kg sampai Rp. 39 ribu, namun di pasar murah ini hanya dijual Rp. 29 ribu/kg dan daging beku dijual Rp. 79 ribu, serta gula pasir dari harga Rp. 13 ribu menjadi Rp. 11 ribu.
“Khusus disini, jika hari ini seluruh yang disuplai oleh Bulog, terutama yang habis akan diambil lagi,” terangnya.
3. Pengendalian Inflasi
Pada menjelang bulan puasa, harga-harga komoditas cenderung naik, oleh karena itu, Bank Indonesia dan TPID Kota Cirebon menggelar operasi pasar murah ini agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau.
“Sehingga, ini salah satu bukti peran dan dukungan Bank Indonesia di daerah untuk mengendalikan inflasi,” jelasnya.
4. Mini Expo
Selain pasar murah, Bank Indonesia Corebon menampilkan sekitar 50 UMKM dari Wirausaha Binaan Bank Indonesia. Tidak hanya dari wilayah Kota Cirebon, peserta mini expo ini diikuti dari seluruh wilayah kerja KPw BI Cirebon yaitu Ciayumajakuning.
Dalam mini expo ini dijual berbagai produk, mulai dari makan ringan, olahan produk unggulan daerah seperti remis dan mangga, serta olahan lainnya.
Melalui program mini expo WUBI, kata Yukon, UMKM di Ciayumajakuning akan lebih maju, lebih dikenal, dan mampi bersaing di kancah nasional bahkan internasional.
“Inilah bukti peran dan dukungan Bank Indonesia untuk kemajuan UMKM,” tandasnya.
5. Untuk Menurunkan Inflasi
Sementara itu, ditempat yang sama Wakil Wali Kota Cirebon, Hj. Dra. Eti Herawati mengatakan kegiatan pasar murah ini digelar secara rutin, apalagi menjelang Ramadan.
“Pasar murah, sebelumnya juga kita selalu gelar untuk menurunkan inflasi kita yang alhamdulillah masih tetap terkendali,” ujar Eti.
Lanjut Eti, pasar murah ini diharapkan bisa membantu masyarakat, karena memang harga yang dijual dibawah harga pasar.
“Kami juga akan melaksanakan operasi pasar dalam waktu dekat untuk mengantisipasi adanya pedagang yang menimbun jelang Ramadan ini,” singkatnya. (AC212)