Kenapa Harga Tahu dan Tempe Akan Naik, Kemendag Ungkap Penyebabnya

Jakarta, – Harga kedelai internasional yang terus melambung akan menaikan harga tahu dan tempe.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan kenaikan tahu dan tempe karena sekitar 80 persen pasokan kedelai berasal dari impor.

Direktur Jenderal Perdagangan Kemendag Oke Nurwan memperkirakan harga tempe di level pengrajin bakal menembus Rp10.300-Rp10.600 per kg dalam waktu dekat.

Sedangkan untuk tahu berpotensi naik ke level Rp 52.450-Rp 53.700 per papan atau Rp700 per potong dari harga saat ini Rp 650 per potong.

Sementara, untuk harga jual di pasar, ia perkirakan tempe bakal naik Rp300 per kg dan Rp50 per potong untuk tahu. Perkiraan dibuat jika harga kedelai tak melebihi Rp12 ribu per kg.
Sebagai perbandingan, Oke mencatat harga pekan pertama Februari 2022 harga kedelai sebesar Rp11.240 per kg.
“Harga kedelai dunia yang berpengaruh pada pemasukan atau ketersediaan harga kedelai di Indonesia untuk bahan baku tahu dan tempe. Maka itu kami perkirakan akan naik di harga tempe per kilo di kisaran antara Rp10.300-Rp10.600,” ujar dia pada konferensi pers daring, Jumat (11/2/2022).

BACA YUK:  Dekati Hari Pencoblosan, Bawaslu Kota Cirebon Gelar Sosialisasi Peraturan Nomor 11 Tahun 2023

Ia memperkirakan harga kedelai masih akan terus naik sampai Mei mencapai US$15,79 usd per bushel.

Oke menyebut kedelai kemungkinan baru akan turun pada Juli mendatang dan itu pun tak signifikan ke level US$15,74 per bushel di tingkat importir.

Kenaikan di tingkat internasional tersebut dikarenakan ketidakpastian cuaca dan inflasi bahan makanan di AS sebagai salah satu importir utama kedelai dunia.
Terkait stok, ia menjabarkan saat ini di level importir masih ada 140 ribu ton dan Februari ini masih akan masuk stok 160 ribu ton, sehingga ia pastikan pasokan kedelai cukup untuk konsumsi 2 bulan ke depan.

BACA YUK:  Milad Baznas ke-23, Baznas Kota Cirebon Hadirkan Kegiatan Sosial

“Stok yang kami pastikan dulu, lebih baik tersedia agak mahal atau mahal, dari pada tidak tersedia,” imbuhnya.

Pada kesempatan sama, Direktur Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) Hidayatullah Suralaga menyatakan stok kedelai pihaknya mencukupi untuk kebutuhan konsumsi 2 bulan.

Kendati menjamin soal stok, ia tak menjamin soal harga. Ia menyebut harga kedelai bakal disesuaikan dengan perkembangan pasar internasional.

“Harga kedelai dunia memang fluktuasi yang barang kali tidak bisa kita prediksi, kami akan menyesuaikan saja dengan perkembangan harga kedelai dunia,” ujarnya. (ABOUTSEMARANG)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *