Kembali Menepi, Tahukah Kamu Kapal KRI Dewaruci Banyak Alami Perubahan Loh!

Cirebon,- Kembali bersandar di Pelabuhan Cirebon, KRI Dewaruci tentu selalu menyita perhatian publik. Dibalik keramaian masyarakat Cirebon tahukah kamu kalau kapal perang satu ini sudah beberapa kali mengalami perubahan loh.

Kalau diperhatikan lebih mendetail, bagian yang paling terlihat perubahan adalah lambung kapal atau biasa disebut hull. Sebelum digantikan oleh bahan semacam alumunium, lambung kapal sebelumnya merupakan kayu.

Tidak diketahui sejak kapan diganti menjadi alumunium, namun yang pasti pengganti lambung kapal dikarenakan telah termakan usia.

Selain lambung kapal, terdapat tiga tiang utama kapal berwarna kuning yang nampak tegak berdiri yang juga sudah diperbaharui. Sempat alami kerusakan pada tiang tinggi di bagian depan dan juga haluan, sehingga diperbaharui.

BACA YUK:  Masa Angkutan Lebaran 2024, Daop 3 Cirebon Kerahkan 305 Petugas Keamanan

Uniknya, baik disadari pengunjung atau tidak pada masing-masing tiang terdapat ukiran-ukiran eksotis yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

“Paling depan itu ukiran Jepara, di tiang tengah itu Toraja, dan tiang ketiga adalah ukiran Asmat,” ujar salah satu ABK KRI Dewaruci.

Mirip dengan kendaraan darat umumnya, KRI Dewaruci juga tentu memiliki waktu service rutinan baik sebelum dan sesudah berlayar, tepatnya ketika bersandar.

“Penyiapan tim penyelam untuk memeriksa bagian bawah lambung kapal, yang memang beresiko alami kerusakan,” jelasnya.

BACA YUK:  Info Loker! Lowongan Kerja Terbaru untuk Browie Official bulan Februari 2024

Salah satu kapal perang tertua di Indonesia, KRI Dewaruci hingga saat ini telah mengalami banyak perbaikan dan pembaharuan, sehingga dapat dikatakan dari 100 persen hanya 40 persen yang masih murni atau asli.

Salah satunya yang nampak rusak merupakan gagang pintu ruang kadet yang nampak rusak termakan usia.

Diantara beberapa yang masih asli merupakan, lonceng yang berada di sisi kanan ruang kadet, kemudian ruang dek kapal yang terbuat dari kayu ukiran Jepara, dan beberapa detail-detail kecil lainnya.

BACA YUK:  Pemudik Sepeda Motor Padati Jalur Pantura Cirebon

Sebaik-baiknya keaslian yang tersisa, tentu sebagai masyarakat setempat, sangat baik untuk menjaga kebersihan dan tidak menyentuh sembarangan bagian-bagian detail kapal. Dengan begitu, keaslian tetap terjaga dan terawat baik. (SUB)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *