Kapolres Cirebon Kota: Ganjil Genap Mengendalikan Pergerakan Manusia Tanpa Membatasi Kegiatan Ekonomi

Cirebon,- Mulai tanggal 16 Agustus 2021, Kota Cirebon rencananya akan memberlakukan sistem ganjil – genap dari pukul 07.00 sampai 17.00 WIB. Pemberlakuan ganjil-genap tersebut merupakan pengganti dari kebijakan penyekatan atau penutupan jalan di Kota Cirebon.

“Sistem ganjil genap menggantikan penyekatan yang kita laksanakan. Penutupan dan penyekatan yang dilakukan TNI-Polri dan Pemda Kota Cirebon selama satu bulan ini, Alhamdulillah membawa hasil,” ujar Kapolres Cirebon Kota, AKBP Imron Ermawan saat meninjau uji coba ganjil genap di Kedawung, Jumat (13/8/2021).

Hal tersebut, lanjut Imron, dibuktikan dengan jarangnya melihat ambulans membawa yang sakit maupun yang meninggal. Kemudian tingkat BOR turun dan pasien baru Covid-19 mulai turun.

BACA YUK:  Kapolres Cirebon Kota Laksanakan Survey Jalur Persiapan Operasi Ketupat Lodaya 2024

“Artinya apa, ada hasil. Perkembangan waktu, ekonomi dibuka pelan-pelan oleh Presiden kita. Untuk kita harus menyesuaikan perekonomian tetap berjalan, tapi covid perlu dikendalikan dan bila perlu kita hilangkan,” ungkapnya.

“Salah satunya ini (ganjil – genap) kita mengendalikan pergerakan kegiatan manusia, tanpa membatasi kegiatan ekonominya. Biar berjalan seimbang, jangan sampai kita lepas dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tambahnya.

Imron mengingatkan bahwa Covid-19 hinggap di dalam tubuh manusia, hidup di manusia. Oleh karena itu, pergerakan manusianya harus seperti kemarin, karena ditutup dan dibatasi akhirnya turun drastis.

“Karena ini (ganji genap) masih uji coba hari pertama, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Seperti pemasangan tenda, pemasangan tulisan ganjil genap diperbanyak, rambu-rambu diperbanyak, personil juga untuk membiasakan dan masyarakat juga agar terbiasa setelah diterapkan mulai 16 Agustus 2021,” katanya.

BACA YUK:  Kapolres Cirebon Kota Pimpin Upacara PTDH untuk 3 Personel

Menurut Imron, sebenarnya kebijakan ganjil genap yang paling efektif dibandingkan dengan penutupan atau penyekatan. Kalau dilakukan penutupan dan penyekatan, tambah Imron, akan terdampak semua.

“Jika dilakukan penutupan maupun penyekatan akan terdampak semua di dalam Kota Cirebon. Puluhan jalan, mungkin ratusan jalan ditutup, dan orang yang mau masuk tidak bisa, akhirnya ekonomi turun,” bebernya.

“Tapi yang sekarang kita laksanakan, karena perekonomian sudah membaik dan angka covid Alhamdulillah mulai turun. Makanya kita ingin mengendalikan, bukan mengendalikan orangnya, tidak. Tapi mengendalikan penyakitnya,” paparnya.

BACA YUK:  Wabup Cirebon Monotoring Penanganan Stunting di Desa Panembahan

Selama satu sampai dua bulan yang lalu, kata Imron, banyak air mata yang tumpah, banyak anak menjadi yatim dan piatu, banyak orang menjadi janda, menjadi duda, dan banyak orang yang kehilangan saudaranya karena Covid-19. Jasa Crane

“Oleh karena itu, jangan sampai hal tersebut terulang kembali. Makanya ini, ekonomi tetap bergerak, satu pengendaliannya hanya 8 jalan. Pemberlakukan ini sampai melihat situasi, dan ini bukan hanya di Kota Cirebon, namun sudah diterapkan di beberapa kota di Jawa Barat dan lainnya sedang mempersiapkan,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *