Jaga Daya Beli Masyarakat, TPID Kota Cirebon Gelar Pasar Murah

Cirebon,- Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon menggelar pasar murah, yang berlangsung di Jalan Siliwangi, depan Pasar Kramat, Kota Cirebon, Kamis (14/2/2019).

Kegiatan pasar murah yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, berlangsung selama dua hari yakni hari Kamis dan Jumat (14-15 Februari 2019) mulai pukul 08.00 sampai dengan selesai.

1. Menekan Inflasi

Wakil Wali Kota Cirebon, Eti Herawati mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi dengan digelarnya pasar murah bersama TPID Kota Cirebon.

“Kegiatan pasar murah ini untuk bisa menekan inflasi dan menekan harga kebutuhan pokok yang kian melambung,” ujar Eti.

Lanjut Eti, seperti kita ketahui bersama, inflasi Kota Cirebon pada hari ini dibawah inflasi Jawa Barat dan nasional.

BACA YUK:  Road to 1st Anniversary, Vertex Computer Sukses Gelar Lomba Melukis Digital dan Berhitung

“Mudah-mudahan, kita bisa pertahankan inflasi, atau bisa lebih dari hari ini,” ungkapnya.

2. Rutin Diselenggarakan

Sementara itu, Kepala KPw BI Cirebon, M. Abdul Majid Ikram menambahkan kegiatan pasar murah merupakan agenda rutin yang diselenggarakan rutin di Kota Cirebon.

“Setelah kita memantau perkembangan harga, terutama di dua minggu pertama Februari 2019 ini beberapa komoditas pangan yang paling mencolok adalah beras, telur, dan daging sedikit mengalami peningkatan,” terang Majid.

Untuk itu, kata Majid, kita berusaha untuk terus memberikan alternatif referensi harga, bahwa ada barang-barang yang harganya relatif lebih murah dan terjangkau untuk masyarakat.

BACA YUK:  Kerja Sama dengan Cirebon Tiket, Sociamedic Clinic Berikan Harga Spesial Treatment Hemat

3. Jaga Demand

Selain menekan harga yang kian melambung, kegiatan pasar murah yang diselenggarakn oleh TPID Kota Cirebon dan Bank Indonesia bertujuan untuk menjaga daya beli masyarakat Kota Cirebon.

Pertumbuhan ekonomi nasional, kata Majid, sebesar 5,17 persen harus kita tetap jaga, salah satunya yaitu dengan menjaga harga-harga tidak bergejolak lebih tinggi.

“Apalagi, kita melihat pemerintah Kota Cirebon menargetkan 2 juta kunjungan wisatawan,” kata Majid.

“2 juta wisatawan, secara sesional pada periode-periode tertentu akan terjadi lonjakan demand yang cukup tinggi. Ini yang kita jaga, jangan sampai pada saat demand tinggi permintaan dari resto dan hotel tinggi, masyarakat tidak dapat,” imbuhnya.

BACA YUK:  Muskab IX Korpri, Ajang Pemilihan Ketua dan Wadah Belajar Pengabdian Masyarakat

4. Perbedaan Harga sekitar lima persen

Warga yang berbondong-bondong mendatangi pasar murah, dapat membeli berbagai kebutuhan pokok yang rata-rata perbedaan dari harga pasaran sekitar lima persen.

Seperti harga beras medium yang dijual dipasaran seharga Rp. 9.800, namun di pasar murah ini hanya dijual Rp. 8.600/perkilogram, untuk beras premium seharga Rp. 12 ribu dijual dipasar murah hanya Rp. 10.300 perkilogram.

Kemudian, untuk telur dipasar murah dijual Rp. 20 ribu/perkilogram, minyak goreng Rp. 10 ribu/perkilogram, bawang merah Rp. 15 ribu/perkilogram, ayam Rp. 29 ribu/perkilogram, daging sapi Rp. 73 ribu/kilogram, cabe rawit merah Rp. 16 ribu/perkilogram, dan cabe rawit hijau Rp. 14 ribu/kilogram. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *