Inilah Upacara Adat Khitanan di Keraton Kacirebonan

Cirebon,- Keraton Kacirebonan menggelar prosesi “Upacara Adat Khitanan Keraton Kacirebonan” putra dari Sultan Kacirebonan Abdul Gani Natadiningrat, yang berlangsung di Bangsal Prabayaksa Kesultanan Kacirebonan, Jalan Pulasaren, Kota Cirebon, Minggu (6/5/2018).

Elang Panji Jaya, salah satu kerabat Kasultanan Kacirebonan menjelaskan bahwa prosesi upacara adat khitanan ini merupakan salah satu Upacara Agung.

Sejak 80 tahun yang lalu, upacara adat khitanan ini sudah dilaksanakan di Kasultanan Cirebon. Pada tahun 1995, pernah dilaksanakan Khitanan Agung Keraton Cirebon.

“Hari ini, adalah pengulangan kembali Prosesi Khitanan Agung di Keraton Cirebon,” ujarnya kepada About Cirebon.

Prosesi Khitanan Agung, bertujuan agar masyarakat Cirebon mengetahui upacara adat itu bermacam-macam di Kasultanan Cirebon. Salah satunya adalah Khitanan Agung, karena prosesinya dilaksanakan di Keraton Kacirebonan, maka untuk memperjelas dengan nama Khitanan Agung Kasultanan Kacirebonan.

BACA YUK:  Kerja Sama dengan Cirebon Tiket, Sociamedic Clinic Berikan Harga Spesial Treatment Hemat

Pantauan About Cirebon, Upacara Khitanan Agung di Kesultanan Kacirebonan diawali dengan Sultan Kacirebonan keluar dan menempati kursi agung bersama istri dan anak-anaknya. Kemudian dilanjut dengan sang putra Pangeran Muhammad Raja Kusuma Natadiningrat yang ingin dikhitan memohon ijin kepada orang tua.

“Untuk memhon ijin mempunyai dua syarat, yaitu harus khatam Al-Quran dan harus bisa menari. Setelah prosesi selesai maka boleh dikhitan,” katanya.

Setelah proses khataman dengan membaca Al-Quran, Putra Sultan kemudian mempersiapkan kembali untuk prosesi siraman Tawandari untuk menghilangkan kotor, dan menolak bala. Namun sebelum itu, dibawakan Kidung Jati Mulya dan Kidung Karahayuan kidung sari ayu.

BACA YUK:  Info Pemadaman Listrik di ULP Cirebon Kota Selasa 19 Maret 2024

Ki dalang Sanali menjelaskan, Kidung Jati Mulya adalah pengharapan doa melalui kidungan yang dibawakan oleh leluhurn Kanjeng Sunan Kalijaga untuk mendoakan supaya anak yang di upacara adat mendapatkan suatu kemulyaan, kerahayuan, keselamatan dunia sampai akhirat.

Setelah upacara siraman selesai, Putra Sultan kembali kepadeleman untuk berganti pakaian dan dilanjut dengan ziarah agung ke tungkak jati leluhur yaitu ke Sunan Gunung Jati atau yang disebut Guru Cipta Rengga. Tetapi, sebelum pelaksanaan ke sana dilakukan ritual, ritualnya adalah, kidung Jatimulya, lalu membacakan doa selamat. Setelah itu, Sultan Kacirebonan memberikan perintah kepada adiknya untuk mengawal persiapan untuk diperjalanan menuju ke astana agung cipta rengga.

BACA YUK:  Dinkes Kota Cirebon : 36,6 Persen Remaja Putri di Kota Cirebon Menderita Anemia

Untuk menuju perjalanan, menggunakan garuda mina, kereta paksi naga liman, atau kereta kebesaran.

“Yang dikawal oleh prajurit panutra, prajurit surabraja, prajurit nyimas gandasari dan para abdi dalem,” ungkap Elang Panji Jaya.

Elang Panji Jaya Menambahakan, memaknai prosesi ini merupakan sudah sunnah rosul yakni pada ajaran Islam harus dikhitan. Lalu diberikan wejang-wejangan dari para sepuh agar kedepan anak ini menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *