Inilah Perbedaan Alur Pemeriksaan Rapid Test Antigen dan Antibodi

Cirebon,- Hadirnya virus Corona benar-benar membuat kehidupan manusia berubah. Mulai dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, perekonomian sampai pemerintahan. Semua sector telah terdampak akibat pandemi ini. Akibat dampak yang sangat besar itulah vaksin corona mulai diproduksi di beberapa negara termasuk Indonesia untuk segera menyelesaikan masalah ini. Setidaknya sampai saat ini terdapat 2 cara yaitu dengan melalui tes swab dan juga tes rapid. Keduanya merupakan 2 tes yang berbeda dan yang paling sering dipakai saat ini.

Lalu dalam tes rapid ini juga terbagi 2 lagi yaitu rapid antigen dan juga antibodi. Bagaimana bisa begitu? Apa perbedaan alur pemeriksaan rapid test antigen dan antibodi tersebut? Marilah simak ulasan dibawah berikut ini.

Sekilas Tentang Alur Pemeriksaan Rapid Test Antigen

Pasien OTG/PDP/ODP jikalau terbukti negatif akan dianjurkan untuk isolasi mandiri. Dan jikalau setelah isolasi gejala semakin memberat maka segera pergi ke fasilitas kesehatan terdekat.

BACA YUK:  Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan, GPM di Kota Cirebon Digelar 12 Kali Dalam Setahun

Lalu jika selama isolasi tidak muncul gejala reaktif covid, maka lakukan tes rapid antibody 10 hari kemudian. Namun jika reaktif maka hasil tersebut harus secara realtime menurut tes swab/PCR/Sputum selama 2 kali atau 2 hari berturut-turut.

Foto : Bloomberg.com

Dan jika selama isolasi gejala ISPA muncul dalam kurun waktu kurang dari 10 hari nanti akan diarahkan untuk rapid ulang. Jika hasil tes tersebut negatif maka pasien tidak terkena covid sedangkan jika positif maka bisa dipastikan itu terkena covid.

Pasien yang tanpa gejala hingga ringan bisa untuk diisolasi mandiri di rumah masing-masing sedangkan untuk yang sedang bisa dirujuk ke RS darurat dan jika mempunyai gejala yang berat maka itu mesti dibawa ke RS darurat.

Sekilas Tentang Alur Pemeriksaan Rapid Test Antibodi

  • Pasien OTG/PDP/ODP Jika memang non-reaktif akan dianjurkan untuk melakukan isolasi mandiri.
  • Jika selama isolasi pasien tersebut merasa gejala semakin memberat, maka segeralah ke fasilitas kesehatan terdekat.
  • Jika tidak muncul peningkatan gejala maka harus di rapid test ulang 10 hari kemudian.
  • Pasien yang tanpa gejala hingga ringan bisa untuk diisolasi mandiri di rumah masing-masing sedangkan untuk yang sedang bisa dirujuk ke RS darurat dan jika mempunyai gejala yang berat maka itu mesti dibawa ke RS darurat.
BACA YUK:  Libur Panjang, Disdukcapil Kota Cirebon Tetap Buka Layanan Kependudukan

Meski sama-sama digunakan untuk mengetahui positif atau tidaknya Covid, akan tetapi rapid test antibodi dinilai kurang efektif karena terlalu dini dan dapat menghasilkan hasil negatif palsu. Sedangkan rapid test antigen dinilai lebih akurat ketimbang antibodi untuk mengetahui positif atau tidaknya seseorang oleh virus Corona. Sebab, rapid test antigen bisa mendeteksi virus pembentuk covid 19 sehingga lebih akurat untuk dipakai. Tidak heran jika rapid tes ini mulai lebih luas digunakan untuk memeriksa pasien Covid.

Untuk informasi lain terkait rapid test antigen dan antibodi, bisa Anda dapatkan melalui aplikasi kesehatan Halodoc. Selain itu, Anda juga bisa membaca berita perkembangan penanganan  virus corona yang ada di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia melalui aplikasi ini.

BACA YUK:  Dave Laksono Kembali Terpilih Anggota DPR-RI, Siap Lanjutkan dan Sempurnakan

Tidak sampai disitu saja, aplikasi Halodoc juga menyediakan informasi lain seputar dunia kesehatan, gaya hidup sehat, serta berbagai penyakit lain. Anda bahkan bisa berkonsultasi dengan dokter profesional yang bisa menjawab semua keluhan kesehatan Anda dengan akurat dan terpercaya. Sehingga Anda tidak perlu keluar rumah di masa pandemi seperti ini.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk download aplikasi Halodoc sekarang juga!

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *