Inilah Dampak Ekonomi di Ciayumajakuning Akibat Pandemi Covid-19
Cirebon,- Akibat pandemi, pertumbuhan ekonomi secara nasional pada triwulan kedua mengalami kontraksi sebesar 5,32 persen dan se-Jawa Barat mengalami kontraksi lebih dalam sebesar 5,98 persen.
Akibat mengalami kontraksi, menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bakti Artanta ada beberapa sektor yang terpukul yaitu perdagangan, perhotelan, hingga pergudangan. Sektor tersebut rata-rata ada di wilayah Ciayumajakuning.
“Namun ada sektor usaha yang positif seperti telekomunikasi, pengadaan air minum, dan pertanian. Pertanian masih tumbuh positif, meskipun tumbuhnya tidak tinggi tapi masih positif,” ujar Bakti saat kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Pasar Sentra Batik Trusmi, Selasa (15/9/2020).
“Ini dari sisi pertumbuhan ekonomi dan lapangan usaha,” tambahnya.
Sedangkan, menurut Bakti, dari sisi pengeluaran seperti konsumsi masyarakat secara nasional mengalami penurunan, konsumsi pemerintahan juga mengalami penurunan, investasi dan export turun.
“Itulah kondisi yang kita hadapi. Namun kita tetap optimis. Ditambah lagi, untuk Kota dan Kabupaten Cirebon inflasinya di bulan Juli dan Agustus 2020 di luar dugaan semuanya deflasi,” bebernya.
“Deflasi ini artinya, di bulan-bulan tersebut perekonomian atau konsumsi masyarakat melemah. Ini tidak bisa kita biarkan, karena kalau kita biarkan terus tidak ada gairah produksi dan semua akan rugi,” imbuhnya.
Pada triwulan ketiga ini, kata Bakti, mulai kita geliatkan, karena beberapa sektor sudah dibuka. Namun, pihaknya berpesan untuk tetap mengikuti protokol kesehatan Covid-19.
“Triwulan ketiga kami mulai geliatkan sektor ekonomi, namun kami selalu pesankan bahwa yang produktif boleh dibuka dengan protokol kesehatan,” pungkasnya. (AC212)