Inilah Cerita Porter Stasiun Cirebon yang Menurun Pendapatannya Akibat Pembatalan Perjalanan KA

Cirebon,- PT Kereta Api Indonesia (KAI) mulai hari hari (15/4) kembali membatalkan sejumlah perjalanan kereta api jarak jauh.

Pembatalan perjalanan kereta api (KA) tersebut dikarenakan terjadinya penurunan okupansi secara signifikan dari KA yang sebelumnya dioperasikan.

Hal ini juga untuk mendukung penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di wilayah DKI Jakarta dan arahan pemerintah untuk tidak mudik, karena Pandemi Covid-19.

Akibat pembatalan perjalanan KA, berdampak pada penurunan okupansi secara signifikan. Bahkan, pembatalan perjalanan KA ini juga berdampak pada pekerja harian seperti porter di Stasiun Cirebon Kejaksan.

BACA YUK:  Info Pemadaman Listrik di ULP Cirebon Kota, Kamis 10 Agustus 2023

Porter merupakan pekerja yang membantu membawakan barang-barang penumpang saat ingin menaiki kereta.

Seperti Haerudin (52) warga Sinarbaya, Celancang, Kabupaten Cirebon yang ditemui About Cirebon di Stasiun Cirebon mengatakan bahwa akibat pembatalan perjalanan kereta otomatis penghasilan ikut menurun.

“Karena kereta dikurangi, jadi penghasilan juga ikut menurun,” ujarnya kepada About Cirebon, Rabu (15/4/2020).

Menurut Haerudin, sebelum adanya pembatalan perjalanan kereta api dan sebelum ada virus Corona, dalam sehari bisa mendapatkan Rp. 80 ribu sampai Rp. 100 ribu.

BACA YUK:  SK Pemberhentian Wali Kota Cirebon Sudah Diteken Kemendagri

“Ya (sebelum ada pembatalan) sehari bisa dapat Rp. 80 ribu sampai Rp. 100 ribu sehari. Tapi sekarang cuma dapet 1 penumpang, paling cuma Rp. 15 ribu sampai Rp. 20 ribu, kadang tidak ada,” ungkapnya.

“Sekarang cari satu penumpang aja susah, milik-milikan aja rejekinya mas” tambahnya.

Haerudin yang sudah melakoni pekerjaan porter ini sejak tahun 1990 ini berharap kondisi seperti ini bisa cepat hilang dan berjalan seperti normal kembali.

“Mudah-mudahan virus Corona cepat selesai, dan saya sama teman-teman bisa aktif lagi menjalani pekerjaan ini,” harapnya.

BACA YUK:  Komisi II DPRD Kota Cirebon Soroti Retribusi di Sektor Perikanan yang Turun Signifikan

Menurut Haerudin, total pekerja porter di Stasiun Cirebon Kejaksan mencapai 120 orang, namun dibagi menjadi dua shift.

Bahkan, kata Haerudin, teman seprofesinya ada yang beralih menjadi nelayan hingga menjadi tukang bangunan.

“Kalau saya ngga ada pekerjaan lainnya mas, jadi tetep bertahan jadi porter,” terangnya.

Untuk makan sehari-hari di tengah kondisi seperti ini, Haerudin hanya mengandalkan makanan dari aksi sosial yang membagikan nasi.

“Pembagian nasi juga kadang ada, kadang ngga ada. Jadi pulang ke rumah sedapetnya aja,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *