Ini yang Dilakukan SMA-SMK Mandiri Cirebon untuk Peningkatan SDM
Cirebon,- Dalam rangka peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), Yayasan Pendidikan Mukti Mandiri, SMA – SMK Mandiri Cirebon melakukan penandatanganan kerja sama atau MoU dengan perguruan tinggi dan industri di Cirebon.
Penandatanganan kerja sama tersebut dilakukan di Meeting Room SMA -SMK Mandiri Cirebon, Jalan Tuparev, Gg. Kamboja, Kabupaten Cirebon, Sabtu (2/2/2019).
1. Penandatanganan Kerja sama
Penandatangan Perjanjian Kerja Sama dilakukan antara Yayasan Pendidikan Mukti Mandiri Cirebon dengan Bentani College of Hospitality (BCH), Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Hotel Santika Cirebon dan Rejeki Toyota Plered.
Kepala SMK Mandiri Cirebon, Sudarli mengatakan perjanjian kerja sama antara perguruan tinggi dan industri ini sebagai bentuk perkembangan SDM, agar dapat mengikuti perkembangan yang begitu pesat di dunia industri perhotelan maupun otomotif.
“Sehingga, perlu adanya pembinaan dengan dunia industri baik perhotelan maupun otomotif, serta pendidikan,” ujarnya kepada About Cirebon.
Lanjut Sudarli, dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat mencetak generasi yang handal dan dapat bersaing di dunia industri maupun pariwisata.
Penandatangan kerja sama tersebut dihadiri langsung oleh Ketua Yayasan Pendidikan Mukti Mandiri Cirebon, Lutfi Avianto Husein, BSc., MM, Dr. Ang Harry Sudarma, BA, MA, pimmpinan Bentani College Of Hospitality, Prof. Dr. Khaerul Wahidin, M.Ag Rektor Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC), Suhardianto, General Manager Hotel Santika Cirebon, dan Marjuki yang mewakili Rejeki Toyota Plered.
2. Seminar Guru
Selain penandatanganan kerja sama, Yayasan Pendidikan Mukti Mandiri Cirebon menggelar seminar, yang bertajuk “Intercultural Study and Leadership” untuk guru-guru dengan narasumber Dr. Ang Harry Sudarma, BA, MA, pimpinan Bentani College Of Hospitality.
Menurut Sudarli, kegiatan seminar tersebut dihadiri oleh guru-guru dari SMA-SMK Mandiri dan juga guru BK (Bimbingan Konseling) SMP Negeri dan Swasta di Kota dan Kabupaten Cirebon.
“Seminar ini untuk memberikan wawasan luas kepada guru-guru, tentang pentingnya pemahaman budaya yang tepat dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru,” kata Sudarli.
3. Sistem Pendidikan
Sementara itu, dalam seminarnya, Dr. Harry memberikan pemaparan mengenai adanya perbedaan yang sangat signifikan antara negara maju dan negara berkembang dalam hal pendidikan.
Menurutnya, dalam kultur pendidikan, harus menciptakan kultur kesetaraan, creative thinking, inisitif dan pengembangan diri di system pendidikan sehari-hari, serta diperlukan di dunia pendidikan tahap dini tanpa keluar dari norma-norma.
“Pengembangan diri sendiri menjadi titik awal untuk individu dapat beradaptasi di dalam system yang berubah-ubah dan meningkatkan drajat hidup individu itu sendiri,” tandasnya. (AC212)