Ini yang Dilakukan Bekraf Untuk Pelaku Ekonomi Kreatif dalam Mengatur Keuangan Usaha

Cirebon,- Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memberikan pengetahuan manajemen keuangan usaha kepada pelaku ekonomi kreatif untuk mengakses alternatif permodalan dari perbankan melalui Seri Kelas Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kreatif Syariah.

Kegiatan seri Kelas Keuangan UKM Kreatif Syariah tersebut berlangsung di Onxy Room Aston Cirebon Hotel & Convention Center, Jalan Brigjen Darsono, Bypass, Cirebon, Rabu (20/2/2019).

Deputi Akses Permodalan Bekraf, Fadjar Hutomo mengatakan kegiatan Kelas Keuangan Syariah adalah salah satu dari serial kelas Bekraf, kelas keuangan yang sudah berjalan selama beberapa tahun.

“Ini bukan kali pertama juga di Cirebon, tahun 2016 kalau tidak salah Bekraf sudah membuat event serupa,” ujarnya kepada About Cirebon.

1. Pengetahuan Manajemen Keuangan

Menurut Fadjar, Seri kelas Keuangan UKM Kreatif Syariah adalah upaya Bekraf untuk capacity building bagi para pelaku usaha ekonomi kreatif, untuk memberikan knowledge and skill tentang keuangan mereka, baik personal financenya maupun bisnis financenya.

BACA YUK:  Selama Ramadan Aston Cirebon Hotel Hadirkan Program Ramadan Mantul, Ini Keuntungannya

“Hari ini kami disupport oleh BRI Syariah selaku partner kita untuk memberikan layanan keuangan perbankan syariah,” bebernya.

Lanjut Fadjar, perbankan sebagai lembaga keuangan membutuhkan laporan keuangan sebagai salah satu syarat mengakses pembiayaannya.

“Pelaku UKM kreatif banyak yang belum visible dan bankable. Oleh karena itu Bekraf membantu mereka memiliki catatan keuangan usaha untuk mengakses pembiayaan perbankan,” terangnya.

“Pihak perbankan juga diberikan kesempatan menjelaskan produk pembiayaan yang sesuai dengan the nature of the business dari pelaku ekonomi kreatif,” tambah Fadjar.

2. Keuangan Campur

Sebuah usaha, kata Fadjar, UKM terutama kebanyakan kreditnya bermasalah, tetapi bukan karena bisnisnya yang gagal, bukan karena bisnisnya yang bermasalah. Tetapi, kemudian berawal dari pengelolaan keuangan yang buruk.

“Pertama diindikasikan keuangan usahanya masih campur dengan keuangan personal, sehingga ketika terjadi resiko dalam hidup seperti sakit, kecelakan, atau musibah, pasti ada kebutuhan tambahan,” bebernya.

BACA YUK:  Berawal dari Hutang Piutang, TP Harus Mendekam di Penjara

“Ketika, kebutuhan tambahan ini tidak tercover dengan sebuah rencana proteksi atau asuransi, mau tidak mau akan mengambil modal, hal tersebut karena keuanganya campur,” imbuh Fadjar.

3. Harus Berinovasi

Pada kesempatan tersebut, Fadjar sempat menyinggung bahwa usaha harus berinovasi, karena kunci sukses sebuah usaha adalah inovasi.

Fadjar mengatakan kenapa anda membeli produk tidak membeli produk yang lain, karena produk yang anda beli itu memiliki value lebih, mempunyai sesuatu yang unik dan berbeda, sehingga membeli produk tersebut tidak yang lain.

“Keunikan atau value yang berbeda itu kan salah satunya diperoleh dari inovasi,” kata Fadjar.

4. Sesuaikan Keinginan Pasar

Lebih lanjut Fadjar menjelaskan bahwa Cirebon masuk kedalam salah satu kota atau wilayah yang memiliki potensi ekonomi kreatif yang luar biasa.

“Di ekonomi kreatif itu ada tiga terbesar, yakni kuliner, fashion dan craf. Dan saya rasa, Cirebon memiliki potensi tiga itu,” jelasnya.

BACA YUK:  Hendak Perang Sarung, 13 Pemuda di Cirebon Berhasil Diamankan Polisi

Sehingga, menurut Fadjar, pelaku-pelaku UKM yang ada di Cirebon agar bisa bersaing dengan membuat produk keinginan pasar itu apa.

“Masalahnya di era digital, di era informasi yang terbuka ini, yang namanya daur hidup produk itu makin cepat,” ungkapnya.

“Jadi, mau ngga mau sebagai pebisnis kita harus menyesuaikan maunya pasar, harus update terus,” tandasnya.

5. Dihadiri Berbagai Narasumber

Kegiatan yang diikuti 100 pelaku ekonomi kreatif Cirebon, diisi dengan berbagai narasumber seperti Founder & CEO QM Financial, Ligwina Hananto menjelaskan bagaimana mengelola laporan keuangan usaha, kemudian ada Praktisi Keuangan Syariah, M. Bagus Teguh Perwira.

Ada juga Perwakilan BRI Syariah, Wenni Sri Winastri yang hadir menjelaskan produk pembiayaan yang bisa diakses oleh pelaku ekonomi kreatif beserta persyaratannya, dan Bekraf juga turut mengundang tokoh sukses Cirebon, Sally Giovanny, pemilik Batik Trusmi yang menceritakan perjuangan usahanya hingga sukses. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *