Ini Makna dan Filosofi Siraman Panjang di Keraton Kasepuhan Cirebon

Cirebon,- Jelang Maulid Nabi SAW, Keraton Kasepuhan Cirebon menggelar tradisi Siraman Panjang dan buka bekasem ikan, yang berlangsung di Dalem Arum Keraton Kasepuhan, Senin (4/11/2019).

Siraman panjang dan buka bekasem ikan ini dilaksanakan setiap tanggal 5 Maulud di Keraton Kasepuhan Cirebon.

1. Tradisi Siraman Panjang dan Buka Bekasem Ikan

Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, P.R.A. Arief Natadiningrat menjelaskan tradisi Siraman Panjang adalah mencuci sembilan piring, 40 piring pengiring, dua buah guci, dan dua gelas yang usianya sudah 700 tahun.

“Piring-piring tersebut biasa dipakai oleh Wali Songo dulu. Dan ini dicuci setiap setahun sekali pada tanggal 5 Maulud,” ujarnya kepada About Cirebon usai prosesi Siraman Panjang.

Lanjut Sultan, piring-piring tersebut nantinya akan digunakan pada tanggal 12 Maulud untuk upacara Panjang Jimat, yaitu dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Keraton Kasepuhan Cirebon.

BACA YUK:  Masyarakat Tak Perlu Khawatir, Pj Gubernur Jabar Pastikan Stok Beras di Jabar Aman Terkendali

“Jadi, piring-piring ini nanti untuk tempatnya nasi jimat,” jelasnya.

Setelah melaksanakan siraman panjang, prosesi dilanjut dengan tradisi buka bekasem ikan. Bekasem ikan ini dimasukan kedalam guci dan ditutup rapat dengan rempah-rempahan yang sudah dibuat sejak tanggal 5 Safar dan dibuka pada 5 Maulud.

“Setelah didiamkan selama satu bulan, bekasem ikan ini dikeluarkan, lalu dibersihkan. Nantinya bekasem ikan ini dimasak bersamaan dengan nasi jimat untuk disuguhkan pada upacara panjang jimat,” bebernya.

“Nasi jimat ini akan dibacakan doa, sholawatan, dan kitab barjanji di Langgar Agung Keraton Kasepuhan,” imbuhnya.

2. Makna dan Filosofi Siraman Panjang

Makna dari siraman panjang, menurut Sultan, bahwa setiap kita ingin melakukan kegiatan, amal ibadah, dan setiap akan mengadakan sesuatu itu selalu kita bersuci terlebih dahulu.

“Ini adalah awal dari dalam peringatan Maulid Nabi SAW, dan kita awali dengan bersuci terlebih dahulu yaitu dengan mencuci piring-piring yang akan digunakan dalam upacara panjang jimat,” terangnya.

BACA YUK:  Pertamina Tindak Tegas SPBU yang Gunakan Alat Tidak Standar

“Sehingga, makna dan filosofinya kita harus bersuci atau berwudhu, atau mandi didalam mengawali kegiatan,” tambahnya.

3. Sudah Berjalan Ratusan Tahun

Tradisi Siraman panjang dan buka bekasem ikan merupakan tradisi yang sudah berjalan ratusan tahun, dan sampai saat ini terpelihara di Keraton Kasepuhan Cirebon.

“Prosesi ini juga sebagai menjaga adat dan tradisi budaya kita. Ini adalah kekayaan khazanah budaya kita,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, keraton-keraton lain dan pusat-pusat budaya yang ada di Indonesia, memelihara adat dan tradisi ini.

4. Tahun Ini Sembilan Piring Keluar

Pada prosesi siraman panjang tahun ini, kata Sultan, kesembilan piring ini dikeluarkan untuk dibersihkan. Biasanya, tiap tahun hanya tujuh piring yang dikeluarkan.

BACA YUK:  DPC Demokrat Kota Cirebon Buka Pendaftaran Cawalkot dan Cawawalkot

“Untuk tahun ini istimewa, sembilan piring keluar untuk dibersihkan. Karena yang bisa mengeluarkan kesembilan piring tersebut hanya di tahun Wawo dan Dal,” kata Sultan.

Kemudian, untuk 40 piring pengiring yang dibersihkan kesemuanya ada tulisan kaligrafi, yang berkalimat Toyibah dan Sholawat.

“Yang dibersihkan juga ada dua guci dan dua gelas,” terangnya.

Tradisi mencuci sembilan piring, 40 piring pengiring, dua buah guci, dan dua gelas yang usianya sudah 700 tahun.

5. Berebut Air

Usai melaksanakan tradisi siraman panjang, masyarakat yang hadir langsung berebut air pencucian piring-piring tersebut.

Menurut Sultan, warga yang berebut air itu karena, mereka meyakini bahwa air ini mencuci piring yang berkalimatkan toyibah, dan piring-piring tersebut dibacakan sholawat, doa dan kitab barjanji setiap 12 robiulawal, dapat barokahnya.

“Setiap tahunnya, masyarakat yang hadir tidak hanya dari wilayah Cirebon saja, bahkan ada yang dari luar seperti Surabaya, Jakarta, Subang, Bandung, dan dari mana-mana,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *