Forkopimda Kota Cirebon Lakukan Monitoring Harga dan Ketersediaan Pangan

Cirebon,- Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Cirebon melakukan monitoring dan ketersediaan pangan di Gudang Bulog, distributor dan pasar tradisional, Jumat (17/2/2023). Monitoring dan peninjauan kebutuhan pokok tersebut terkait komoditas yang mengalami kenaikan harga.

“Kalau kita lihat, inflasi kita di bulan Januari 2023 cukup tinggi mencapai 1,17 (mtm). Dari hasil pantauan kami, ada komoditas yang memang mengalami kenaikan harga seperti beras,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cirebon, Agus Mulyadi.

Beras, kata Agus, ketersediaan pasokan dan di gudang Bulog ada ketersediaan yang memang berkurang, karena menunggu masa panen di pertengahan bulan Maret 2023. Namun, untuk mengisi kekosongan tersebut, Pemerintah melalui Bulog telah melakukan langka untuk mengimpor beras.

BACA YUK:  Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Konon Dibangun Hanya Satu Hari Satu Malam

“Tadi kita lihat di gudang Bulog, sudah mulai berdatangan kurang lebih 5.000 ton. Kita harapkan ini bisa mencukupi untuk kebutuhan sampai dengan ramadan dan lebaran, sambil menunggu proses dari masa panen,” ungkapnya.

Untuk pengendalian harga, kata Agus, pihaknya akan meminta Bulog untuk terus tetap melakukan pemantauan disamping terus melakukan evaluasi dan pemantauan harga inflasi. Supaya nanti, beras yang akan diglontorkan oleh Bulog di pasar untuk harga medium walaupun kualitas premium.

“Tapi secara umum, ketersedian pasokan beras dan keterjangkauan harga relatif masih bisa terkendali di Kota Cirebon,” bebernya.

BACA YUK:  Peduli Kesejahteraan Masyarakat, FMIS Jabar Anugerahi Herman Khaeron

Kemudian, terkait minyak goreng pihaknya tidak melakukan monitor, hanya saja mengendalikan harga. Dimana, minyak yang dikendalikan oleh pemerintah yaitu minyak goreng curah dan minyak goreng curah kemasan dalam bentuk Minyak Kita yang sudah ditentukan harga eceran tertinggi (HET).

“HET untuk minyak curah yang dikemas dalam bentuk Minyak Kita, sudah kita lihat bahwa distribusinya sangat tergantung pada distribusi yang berasal dari pusat, sesuai dengan DO yang dilakukan oleh distributor. Tapi tadi sudah ada, dan kami akan terus melakukan monitoring agar harganya bisa tetap dijaga,” katanya.

BACA YUK:  Panwascam Kejaksan Sudah 90 Persen Lakukan Penurunan APK di Masa Tenang

HET untuk Minyak Kita, tambah Agus, di harga Rp. 14 ribu. Namun dari distributor dihargai Rp. 13 ribu. Bahkan di lapangan HET untuk minyak curah yang dikemas Rp. 15.500, namun masih dijual dibawah HET yakni Rp. 15 ribu, sedangkan minyak kita masih dibawah HET.

“Kesimpulannya, secara keseluruhan ketersedian pasokan dan keterjangkauan harga relatif aman. Mudah-mudahan di bulan Februari 2023 ini, inflasi kita sudah mulai bergerak turun kembali, sambil kita melihat antisipasi menghadapi bulan puasa dan lebara,” pungkasnya. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *