FGD : Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Solusi Persoalan Perempuan

Majalengka,- Telah terselenggara Focus Group Discusion (FGD) terbatas Tokoh Cirebon Raya bersama Ibu Hj. Rini Sujianto Sarjono (Ketua DPD I Perwira Provinsi Jawa Barat). Pembicara kedua Ustazah Fatimah Salma. Pada Rabu, 19 Januari 2022. Pukul 13.00 – 15.30 WIB. Via Zoom Meeting online. Yang dihadiri oleh puluhan tokoh Muslimah dari daerah Majalengka, Cirebon, Kuningan dan Indramayu. FGD kali ini membahas tema terkait ” Pemberdayaan Ekonomi Perempuan, Solusi Persoalan Perempuan? “.

Di awal pemaparan materi, pembicara pertama sebagai pengantar diskusi, audiens mendengarkan kisah inspiratif beliau sebagai seorang perempuan yang menjadi istri dari suami, ibu dari anak-anaknya dan bisa menjadi makhluk Allah yang bisa berkembang dan bermanfaat bagi sesama nya terutama memberdayakan kaum perempuan di sekitar beliau. Melihat setiap kesempatan dan menjadikannya sebagai peluang usaha yang bisa bermanfaat bagi sesama.

Menurut beliau, semua kesuksesan beliau yang diraih saat ini adalah tiada lain karena keridhoan Allah SWT. Beliau berbagi tips tentang bagaimana meraih kesuksesannya saat ini. Pertama adalah senantiasa menjadi hamba yang taat beribadah kepada Allah. Dan senantiasa menjadi pribadi yang terus bersyukur kepada-Nya. Kedua meraih ridhonya suami, sehingga setiap aktivitas beliau senantiasa meminta izin kepada suami. Ketiga senantiasa menjalin kedekatan dengan keluarga, suami dan anak-anaknya, sehingga walau punya banyak kesibukan tapi tetap bisa menemani tumbuh kembang anak-anaknya sehingga bisa menghantarkan anak-anaknya meraih kesuksesan.

BACA YUK:  Hotel Santika Cirebon Tawarkan Harga Bukber Special untuk Member MyValue

Sebagai penutup beliau menyampaikan bahwa sehebat-hebatnya perempuan di ranah publik tetap tidak bisa melupakan kodrat dia sebagai perempuan yaitu sebagai istri, ibu dan pengatur rumah tangga. Senantiasa Tetap menjadikan suami sebagai kepala rumah tangga.

Sebelum masuk ke pembicara kedua, host menyampaikan pandangannya bahwa kisah inspiratif yang disampaikan oleh pembicara pertama patut diapresiasi, karena tidak banyak kaum perempuan yang berhasil menjalankan perannya secara beriringan. Juga mempertanyakan fakta di sistem kapitalisme saat ini mampukah program pemberdayaan perempuan mengentaskan kemiskinan? Atau menambah masalah baru?

BACA YUK:  Waspada DBD, Kasus DBD di Kota Cirebon Naik Signifikan

Ustazah Fatimah Salma memaparkan bahwa kemiskinan yang merupakan pangkal dari semua masalah adalah disebabkan oleh penerapan sistem kapitalis liberal. Namun kemudian perempuan diarahkan untuk menyelesaikan masalah ini dengan sebutan pemberdayaan perempuan. Di sisi lain program ini merupakan turunan dari ide kesetaraan gender dimana barat menganggap bahwa masalah perempuan adalah karena ketiadaan kesetaraan dengan pria. Maka solusinya adalah dengan mendorong wanita untuk berdaya di bidang ekonomi dan politik.

Lalu mampukah pemberdayaan perempuan ini mengentaskan kemiskinan?. Nyatanya tidak. Bahkan ketika wanita keluar rumah telah menimbulkan berbagai masalah, diantaranya wanita keluar dari fitrahnya sebagai tulang rusuk yang seharusnya dilindungi tapi dipaksa untuk menjadi tulang punggung keluarga, wanita meninggalkan fungsinya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga sehingga muncul berbagai dampak buruk bagi generasi.

Beliau menegaskan bahwa penerapan sistem kapitalisme ini telah memberikan ruang kepada para pemilik modal untuk mengelola sumber daya alam yang seharusnya dikelola oleh negara dan digunakan untuk kemashlahatan umat. Juga mengakibatkan bertumpuknya harta hanya pada sebagian kecil orang sehingga kemiskinan akan terus ada.

BACA YUK:  Rayakan HUT ke-5, Sociamedic Clinic Ajak Masyarakat Terapkan Hidup Sehat

Berbeda dengan Islam sebagai ideologi memiliki aturan yang sempurna. Ketika diterapkan secara kaffah akan membawa berkah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al A’raf: 96: “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan”.

Pemimpin dalam sistem Islam akan menyelesaikan masalah kemiskinan dengan melakukan pengelolaan pada harta kepemilikan umum dan negara sesuai syariah. Negara menjamin terpenuhinya kebutuhan setiap individu secara merata, memberikan lapangan pekerjaan bagi para laki-laki untuk bekerja serta menjaga wanita tetap fokus pada perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga.

Acara dilanjutkan dengan pemutaran video dan sesi diskusi. Selanjutnya ditutup dengan doa. (Ummu Rumaisya/Majalengka)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *