Festival Pekalipan, Upaya Mendorong Penguatan Ekonomi Pariwisata Pasca Pandemi COVID-19

Cirebon,- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon bersama Pemerintah Kota Cirebon telah menyelenggarakan Festival Pekalipan (Pusat Kuliner & Aksi Kesenian), Sabtu (24/9/2022). Festival Pekalipan ini, sebagai upaya partisipasi pada penguatan ekonomi pasca pandemi dan mendorong peningkatan kualitas sektor pariwisata Kota Cirebon.

Festival Pekalipan mengambil tajuk “Akurturasi” Budaya Caruban Nagari. Akurturasi sebagai akronim dari kata “akur” dan “akulturasi” yang diharapkan menjadi representasi perpaduan budaya di kota cirebon yang akur/guyub.

Caruban mengungkapkan bahwa Kota Cirebon yang asal usulnya berasal dari kata “Caruban” yang berarti campuran dalam bahasa Sunda sehingga tajuk “Budaya Caruban Nagari” maksudnya adalah Kota Cirebon merupakan kota dengan budaya negeri campuran yang kerukunan masyarakatnya baik dari berbagai suku, adat, etnik, agama, budaya yang tinggal di Cirebon menjadi keuunggulan dan keunikan tersendiri bagi Kota Cirebon.

BACA YUK:  Ikut BPJS Ketenagakerjaan, Bupati Cirebon Serahkan Santunan Kematian bagi Ahli Waris Dua Kuwu

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Hestu Wibowo mengatakan setelah hampir tiga tahun terdampak pandemi, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang terhantam dan pertumbuhannya terkontraksi cukup dalam.

“Sektor pariwisata sendiri juga merupakan sektor yang berdampak sistemik dalam pemulihan ekonomi, karena melemahnya sektor pariwisata akan berdampak pada sektor-sektor lain yang terkait seperti sektor jasa, kuliner, UMKM, hotel, dan lain-lain,” ujar Hestu.

Oleh karena itu, lanjut Hestu, Festival Pekalipan yang dihelat di Jalan Pekalipan, Kota Cirebon ini diselenggarakan dalam upaya untuk mendorong penguatan ekonomi pariwisata pasca pandemi serta sebagai dukungan dalam Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia.

“Penyelenggaraan Festival Pekalipan yang berkelanjutan diharapkan mampu menjadi ikon wisata Kota Cirebon. Festival ini juga berpotensi untuk meningkatkan aktivitas perekonomian di Kota Cirebon dan mendorong perbaikan ekonomi berkelanjutan, terutama sebagai langkah mitigasi dampak luka memar pada pelaku UMKM akibat pandemi COVID-19, agar dapat pulih cepat dan pulih lebih kuat,” ungkapnya.

BACA YUK:  Info Loker! Lowongan Kerja Terbaru bulan Februari untuk Wingstop Cirebon 2024

Selain itu, Bank Indonesia Cirebon juga mendorong inklusivitas keuangan daerah melalui implementasi QRIS di Festival Pekalipan. Implementasi ini, kata Hestu, agar berbagai kalangan masyarakat dapat dengan mudah berbelanja dan lebih lanjut dapat mendorong kinerja penjualan pelaku UMKM.

“Dengan mendorong implementasi pembayaran nontunai, maka kesempatan pelaku usaha mendapatkan bantuan permodalan dari perbankan maupun nonperbankan dapat semakin baik. Sehingga para pelaku usaha juga berkesempatan untuk melebarkan usahanya atau bahkan berpeluang untuk ekspor,” katanya.

Selain dorongan untuk bertransaksi menggunakan pembayaran nontunai, pada Festival Pekalipan ini, Bank Indonesia juga menghadirkan layanan “Saber Uang Lusuh”. Dimana, layanan penukaran uang baru Tahun Emisi 2022 bagi masyarakat yang membutuhkan.

BACA YUK:  Hadapi Angkutan Lebaran 2024, Daop 3 Cirebon Siapkan 14 Lokomotif dan 60 Kereta

“Layanan penukaran ini dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang Cinta Bangga Paham Rupiah,” jelasnya.

Pada kesempatan ini, kata Hestu, Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dalam upaya memperkuat langkah pengendalian inflasi, khususnya terkait pangan juga melaksanakan kegiatan yang mendukung Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Dengan menghadirkan Lomba masak “Diversifikasi Produk Pangan Olahan” dan Peluncuran Lomba Kampung Pangan Lestari Hijau (KPLH) Kota Cirebon melalui penyerahan bibit tanaman cabai yang dikemas dalam pertunjukan Ngoprek Pekalipan.

“Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan awareness masyarakat terkait penggunaan produk pangan olahan dan inisiasi urban farming dengan tujuan untuk mengurangi tekanan inflasi pangan dari sisi demand,” pungkas Hestu. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *