Februari 2022, Inflasi di Kota Cirebon sebesar 0,15%, ini Penyebabnya

Cirebon,- Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Cirebon mencatat pada bulan Februari 2022 Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 0,15 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,95 persen. Dari 7 kota pantauan IHK di Jawa Barat, semua kota mengalami inflasi.

Kepala BPS Kota Cirebon, Joni Kasmuri mengatakan bulan Februari 2022, Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 0,15 persen. Menurut Joni, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

“Dari 11 kelompok pengeluaran, 8 kelompok pengeluaran mengalami inflasi, 1 kelompok mengalami deflasi, dan 2 kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan indeks,” ujar Joni, Kamis (3/3/2022).

BACA YUK:  Tahun 2024, EWF Cirebon Targetkan 400 Nasabah Baru

Joni memaparkan, kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,41 persen, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,02 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,77 persen.

Info grafis, inflasi di Kota Cirebon

Kemudian, kelompok transportasi sebesar 0,61 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,40 persen, kelompok pendidikan sebesar 0,11 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,73 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,64 persen.

BACA YUK:  Hadapi Angkutan Lebaran 2024, Daop 3 Cirebon Siapkan 14 Lokomotif dan 60 Kereta

“Sedangkan untuk kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,48 persen. Dan, kelompok yang tidak mengalami perubahan indeks yaitu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan,” ungkapnya.

Komoditas penyumbang inflasi terbesar di Kota Cirebon, kata Joni, yaitu tarif parkir sebesar 0,06 persen, ketupat atau lontong sayur sebesar 0,05 persen, dan bubur sebesar 0,04 persen.

“Sedangkan kelompok pengeluaran dengan andil inflasi tertinggi adalah penyediaan makanan dan minuman atau restauran sebesar 0,09 persen, transportasi 0,07 persen, dan perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,05 persen,” katanya.

BACA YUK:  Rangkaian Hari Pers Nasional, Rakernas SMSI Sepakati 3 Agenda Utama

Pada Februari 2022, kata Joni, inflasi tertinggi di Jawa Barat terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,48 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Sukabumi sebesar 0,11 persen.

“Dari 26 kota IHK di Jawa, 20 kota mengalami inflasi dan 6 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tasikmalaya sebesar 0,48 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Cilegon sebesar 0,34 persen,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *