Dukung Pemulihan Ekonomi, BI Cirebon Gelar Road to Festival Ekonomi Syariah

Cirebon,- Dalam rangka West Java Sharia Economic Festival (WJSEF) dan West Java Digital Economic Festival (WJDEF) menuju Festival Ekonomi Syariah (FESyar), Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon menyelenggarakan road to FESyar tahun 2022, Rabu (24/8/2022).

Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Luxton Hotel Cirebon, Seminar Ruang Riung Syariah mengangkat tema “Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Pemulihan Ekonomi Ciayumajakuning yang Berkelanjutan”. Acara dimeriahkan dengan Business Matching, Fashion Show, dan Showcase UMKM.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, Hestu Wibowo mengatakan hari ini dalam rangka kegiatan road to FESyar merupakan rangkaian menuju FESyar tahun 2022 yang akan berlangsung 8 – 10 September 2022 di Surabaya. Dan akan diselenggarakan juga FESyar tingkat Jawa Barat pada 2 dan 4 September di Bandung.

BACA YUK:  Pj Wali Kota Cirebon Terima Keluhan Antrian BPJS Rawat Jalan

“Kegiatan FESyar merupakan salah satu program kami dalam pengembangan ekonomi keuangan syariah. Kegiatan FESyar adalah kegiatan rutin yang diselenggarakan setiap tahun,” ujar Hestu saat ditemui About Cirebon.

Pada tahun 2022, lanjut Hestu, di wilayah Ciayumajakuning (Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan) KPw BI Cirebon menyelenggarakan FESyar dengan topik mengenai bagaimana ekonomi dan keuangan syariah ini dapat mendukung pemulihan ekonomi Ciayumajakuning yang Berkelanjutan.

“Atas dasar itu, kami mengembangkan sektor-sektor usaha yang ada di lingkungan ekonomi dan keuangan syariah. Seperti kita menyelenggarakan lomba fashion show, pengembangan pesantren, bantuan kepada pesantren-pesantren, pengembangan usaha dan kemandirian pesantren,” kata Hestu.

Saat ini, menurut Hestu, menghadapi pertumbuhan yang lebih rendah. Sementara, kata Hestu, resiko inflasi yang semakin meningkat. Salah satu yang digaungkan, yaitu melalui gerakan nasional untuk pengendalian inflasi pangan.

BACA YUK:  Fakultas Kedokteran UGJ Cirebon Kembali Melahirkan 42 Dokter Baru

Sehingga, bagaimana kita menjaga ketahanan pangan, karena memang inflasi yang menjadi salah satu pendorong ataupun memberikan andil terbesar dalam inflasi kita adalah di sektor pangan strategis yaitu komoditas cabai.

“Ini menjadi salah satu tugas kita, bagaimana mengkombinasi pengembangan usaha pesantren dengan bagaimana menjaga ketahanan pangan. Bagaimana pesantren mengembangkan dan membudidayakan komoditas-komoditas pangan seperti cabai, sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi di Ciayumajakuning maupun nasional,” katanya.

Sehingga, kata Hestu, hal itu menjadi salah satu kombinasi ekonomi keuangan syariah yang menjadi salah satu pendukung dalam percepatan perekonomian.

“Jika ekonomi keuangan syariah menjadi salah satu komponen dalam pertumbuhan ekonomi, keberadaan ekonomi syariah ini bukan hanya sama-sama mendukung pertumbuhan. Tapi, justru meningkatkan dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi,” tandasnya.

BACA YUK:  Inovasi Branding Media Sosial Pemerintah: Workshop Kolaboratif PPPOMN BPOM x Digitalic

Sementara itu, Dr. H. Jeffry, Anggota DPR RI Komisi XI mengatakan kegiatan ini salah satu konsen dari Komisi XI DPR RI dengan Bank Indonesia terkait dengan pesantren. Lanjut Jeffry, pesantren ini memiliki potensi yang cukup besar.

“Pesantren ini memiliki potensi yang besar, tidak hanya keilmuan saja tetapi dibentuk juga akhlak. Dalam hal ini adalah mengarahkan agar supaya pesantren ini salah satu yang bisa menunjang untuk menekan inflasi pangan. Apalagi saat ini Bank Indonesia tengah konsen dengan hal tersebut,” ujarnya.

Pihaknya berharap kegiatan seperti ini tidak hanya diselenggarakan sekali, dan tidak hanya diselenggarakan di wilayah Ciayumajakuning. Namun, bisa diselenggarakan di seluruh Indonesia. (HSY)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *