Di Hari Perayaan Kemerdekaan ini, Mari Berikan Juga Apresiasi kepada Para ‘Pahlawan Tanpa Tanda Jasa’

Cirebon,- Apakah kamu masih ingat lagu “Hymne Guru” yang sering dinyanyikan saat di bangku sekolah? Apakah kamu pernah membayangkan bagaimana jadinya kita jika tidak ada guru yang mengajar kita dari mulai kita di TK, SD, SMP hingga SMA?

Kehadiran guru dalam hidup kita anggap sesuatu yang normal dan sewajarnya ada, sehingga peran, dedikasi dan pengorbanan guru sebagai pendidik cenderung terlupakan dan kurang dihargai. Sungguh guru adalah ‘pahlawan tanpa tanda jasa’.

Di masa sekarang ini di mana pembelajaran di rumah sudah diterapkan selama lebih dari satu tahun, Guru sering disebut sebagai ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ bukan karena tidak berjasa, justru karena jasanya tidak akan pernah terbalas. Sayangnya, pengorbanan dan kerja keras guru jarang sekali mendapatkan perhatian dan apresiasi dari kita semua terlebih di masa pandemi Covid-19.

Pandemi Covid-19 dan penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memiliki dampak signifikan bagi murid maupun wali murid. Namun, yang sering terlupakan adalah dampak pandemi yang dirasakan oleh para guru. Faktanya, dengan sistem pembelajaran online, guru-guru harus beradaptasi cepat untuk berpindah ke platform digital, merancang kurikulum serta strategi pengajaran yang berbeda, agar PJJ dapat berjalan dengan mulus.

Banyak tantangan yang dihadapi oleh para guru selama PJJ berlangsung, terutama di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal). Yang pertama dan utama adalah kesenjangan teknologi dan fasilitas antara kota besar dengan daerah terpencil. Tri Widyaswari, seorang guru SD Talang Layan, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, bahkan harus membawa genset-nya sendiri untuk berjaga-jaga selama jam sekolah, karena listrik yang kerap padam di tengah pelajaran.

Hal itu dilakukannya demi dapat mengajarkan murid-muridnya yang tidak dapat menikmati fasilitas internet pada masa PJJ, “kebanyakan rumah di daerah Musi Banyuasin ini listriknya sering sekali padam dan saya harus menggunakan materi berupa video saat mengajar, untuk itu saya mengakalinya dengan membawa genset sendiri agar proses belajar dapat terus berjalan walaupun listrik dalam keadaan padam,” jelas Tri.

BACA YUK:  Pengendalian Inflasi, Pj Gubernur Jabar Tinjau Gerakan Pasar Murah di Majalengka

Selain masalah logistik dan fasilitas, tantangan lain yang menghambat para guru di Indonesia adalah fenomena double role atau peran ganda. Di satu sisi, sebagai guru, mereka harus mengajar secara online dan memastikan murid bisa menyerap pelajaran dengan baik. Di waktu yang sama, banyak dari guru-guru di Indonesia yang juga memiliki anak-anak di rumah, yang membutuhkan bantuan mereka untuk mendampingi selama bersekolah online. Ditambah lagi, para guru juga memiliki pekerjaan rumah tangga yang harus dibereskan, sehingga bisa dibilang bahwa beban guru selama PJJ menjadi lebih berat.

Devi Sulaeman, guru PAUD Percontohan Kementerian Flamboyan 3 di Karawang Barat, ikut merasakan kesulitan ini. “Sebagai guru, saya harus mendampingi anak-anak didik yang masih duduk di bangku PAUD, yang cenderung membutuhkan perhatian lebih karena umur mereka masih sangat muda. Tapi sebagai orang tua, saya juga harus mendampingi anak saya yang sudah duduk di bangku SMP, supaya dia bisa mengejar materi di sekolah dengan baik. Perlakuannya berbeda, karakter anaknya pun berbeda, sehingga saya harus mendorong diri saya sendiri untuk bisa beradaptasi secepat mungkin untuk menangani murid dan anak saya di rumah,” jelasnya.

Penerapan kebijakan PJJ tampaknya akan terus berlangsung hingga waktu yang tidak pasti. Di Bulan Maret 2021 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merencanakan ada 22% sekolah di zona hijau yang dapat melakukan pembelajaran tatap muka. Namun kini, rencana tersebut harus kembali ditunda karena penyebaran Covid-19 yang semakin cepat. Berarti, para guru pun harus terus membiasakan diri dan menerima sistem pengajaran online menjadi bagian yang tak terpisahkan.

Dalam rangka membantu para guru beradaptasi dengan kondisi yang dinamis dan berubah-ubah, institusi bisnis sosial Putera Sampoerna Foundation telah menyediakan platform digital khusus bagi semua guru di Indonesia, yakni Guru Binar. Guru Binar merupakan sebuah sebuah pelatihan pengembangan karir guru yang holistik, terintegrasi dan sistematis dari School Development Outreach, Putera Sampoerna Foundation. Program ini mengajarkan berbagai jenis pelatihan yang melatih kemampuan pedagogi, design thinking, refleksi guru dan mengajar kreatif. Saat ini sudah ada setidaknya 26.000 orang guru yang telah menjadi anggota Guru Binar dan telah menerima pelatihan.

BACA YUK:  Bupati Imron Ajak Masyarakat Daftarkan Tanahnya

Selama masa pandemi Covid-19 terdapat 64 kelas pelatihan dengan mengemukakan beberapa program diantaranya Virtual Reality Ambassador, yang bekerja sama dengan Millealab untuk melatih digital literasi kepada guru agar dapat memanfaatkan teknologi VR sebagai sarana menyampaikan pelajaran. Ada juga program Ekosistem Sekolah Literat yang bekerja sama dengan Room to Read untuk meningkatkan kemampuan literasi para guru agar dapat melanjutkan proses pembelajaran yang berkualitas.

“Sebutan ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ memang sangat tepat diberikan kepada guru, karena jasa mereka yang tidak ternilai harganya. Putera Sampoerna Foundation melalui School Development Outreach berkomitmen untuk menjadi ‘support system’ kepada guru-guru dengan memberikan wadah untuk berbagi pengalaman dan cara-cara terbaik dalam mengajar sehingga dapat membentuk ide-ide baru bagi para guru yang dapat diterapkan untuk membantu memajukan dunia pendidikan di Indonesia,” jelas Juliana, Head of Development and Program Putera Sampoerna Foundation.

5 Cara Tunjukkan Apresiasi kepada Guru

  1. Berikan kabar baik kepada guru
    Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengapresiasi guru adalah dengan memberikan kabar baik Anda melalui telepon. Bagi seorang guru mendengar bahwa Anda sedang baik-baik saja sudah dapat membuat guru bahagia. Ada baiknya juga Anda menunjukan kepedulian dengan kembali menanyakan kabar mereka.
  2. Kirimkan pesan/ucapan terima kasih yang bermakna
    Jika bertukar kabar melalui telepon dirasa belum cukup untuk mengapresiasi jasa guru, mengirimkan pesan singkat yang bermakna dapat menjadi solusi. Dalam pesan singkat tersebut dapat Anda sisipkan ucapan terima kasih atas ilmu yang pernah mereka bagikan. Ada baiknya jika Anda mengirimkan pesan menggunakan kata-kata yang dipersonifikasi, agar pesan yang disampaikan terlihat lebih tulus dan bermakna.
  3. Mengirimkan Makanan/Hadiah di Momen Tertentu
BACA YUK:  Tinjau Bendungan Ambit, Bupati Cirebon Pastikan Akan Ada Normalisasi

Jika Anda masih mengingat hari ulang tahun guru Anda, tidak ada salahnya untuk mengirimkan makanan atau hadiah kepada mereka sebagai bentuk apresiasi. Anda juga dapat memanfaatkan momen lainnya seperti hari guru atau hari besar keagamaan.

  1. Membagikan Kenangan Indah Bersama Guru Melalui Media Sosial

Anda juga dapat membagikan foto dan kenangan dengan guru Anda di sosial media. Agar lebih seru, gunakan juga fitur tag yang ada di sosial media kepada teman sekelas Anda dan minta juga mereka untuk membagikan pengalaman Indah mereka bersama guru.

  1. Orang Tua Menunjukan Progress Belajar Anak Kepada Guru

Jika Anda adalah seorang wali murid, salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk mengapresiasi guru adalah dengan menceritakan bagaimana perkembangan belajar anak Anda yang signifikan. Dengan begitu, Anda sudah menghargai kerja keras guru selama ini, jangan lupa juga untuk menyisipkan kata ‘terima kasih’ sebagai bentuk apresiasi kepada guru.

Menurut riset, kualitas guru merupakan penentu kesejahteraan anak. Guru yang hebat akan memberikan dampak yang besar dalam kehidupan siswanya, tidak hanya dalam hal prestasi akademik, namun juga dalam hal sosial dan tenaga kerja yang akan berlangsung dalam jangka panjang. Data dari World Bank menunjukkan, saat ini jumlah guru di seluruh dunia hampir menyentuh angka 85 juta dan diperkirakan akan bertambah 68.8 juta di tahun 2030.

Menjelang hari kemerdekaan ini, mari bersama-sama kita mengapresiasi para ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ yang telah mendidik kita dengan sabar. Sesederhana apapun apresiasi yang Anda berikan, tentunya akan membuat mereka bahagia karena Anda masih mengingat jasanya.

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *