Di Depan Toko Karomah Anak, Para Pedagang Kecil itu Berjuang Melawan Pandemi⁣⁣

⁣Cirebon,- Jam hampir menunjukkan pukul 10.00 pagi, laki-laki separuh baya itu tampak bergegas mendorong gerobak Es Cendol Bandung menuju area depan Toko Karomah Anak, di Cipeujeuh Wetan, Lemahabang, Cirebon. ⁣⁣
⁣⁣
Sembari menunggu datangnya pembeli, laki-laki bernama Uus Rusnadi itu sibuk merapihkan toples, gentong kecil juga termos berisi es batu kristal yang ada di atas gerobak dagangannya. ⁣⁣
⁣⁣
“Setiap hari saya berjualan es cendol Bandung di sini (Toko Karomah Anak),” ujarnya kepada About Cirebon, Jumat (9/4/2-21). ⁣⁣
⁣⁣
Uus sendiri awalnya tidak menyangka bakal berjualan es cendol. Pasalnya, ia dikenal aktif berkecimpung di dunia hiburan menjalankan bisnis event organizer. Lantaran pandemi covid-19, ia terpaksa harus banting setir demi mencukupi kehidupan keluarganya. Bahkan, saat awal pandemi, sebenarnya ia tengah menyiapkan acara rumah hantu modern di beberapa kota di Jawa Tengah. ⁣⁣
⁣⁣
Segala persiapan hingga perizinan sudah ia siapkan. Tak tanggung-tanggung demi acara itu ia juga telah mengeluarkan modal puluhan juta rupiah dari kantong pribadinya. Kendati awalnya sempat terpukul karena merugi, Uus tidak putus asa. Perlahan ia mulai bangkit dan mencari ide usaha. ⁣⁣

Pemilik Toko Karomah Anak, Gina Amalia mengizinkan para pedagang berjualan di depan tokonya.

“Pandemi Covid ini sangat terasa sekali dampaknya. Hampir dua bulan saya menganggur karena acara hiburan dihentikan. Tapi akhirnya saya seperti diberi petunjuk berjualan es. Semuanya serba otodidak, termasuk bikin es cendol ini melalui berbagai tahap percobaan,” ujarnya yang mengaku tidak gengsi beralih profesi. ⁣⁣
⁣⁣
Uus mengungkapkan sengaja memilih berjualan Es Cendol Bandung di area depan Toko Karomah Anak, lantaran saat itu belum ada yang berjualan es serupa di Lemah Abang. Setelah satu tahun berjualan, ia kini memiliki banyak pelanggan.⁣⁣
⁣⁣
Tak jarang, es dagangannya dipesan pembeli sebagai minuman pelengkap hajatan. Selama Ramadan, Uus mengaku akan tetap berjualan hanya saja ia mengubah jam buka dagangnya mendekati sore hari.⁣⁣
⁣⁣
“Kebetulan Toko Karomah Anak termasuk toko yang setiap hari ramai pembeli. Jadi apa salahnya saya berjualan di sini. Apalagi, saya sudah mengantongi ijin dari pemilik toko. Alhamdulillah setiap hari ada saja pengunjung toko yang mampir membeli es cendol saya. Kalau lagi ramai sehari saya bisa dapat Rp 400.000,” ungkapnya. ⁣⁣
⁣⁣
Tidak hanya Es Cendol Bandung milik Uus, setiap hari area depan Toko Karomah Anak juga dipenuhi pedagang kecil lainnya dari mulai pedagang es, bakso, siomay, rujak buah hingga sempolan. Mereka mengaku sengaja memilih lokasi tersebut lantaran toko tersebut ramai pembeli. ⁣⁣
⁣⁣
Hal itu seperti diungkapkan Maksum (36), pedagang aneka es. Laki-laki berperawakan tinggi itu awalnya berjualan es di sekolah dasar. Karena es dagangannya kerap belum habis, setelah anak sekolah bubar ia melanjutkan dagang di depan Toko Karomah Anak. ⁣⁣
⁣⁣
“Jualan di sekolah waktu itu sering tidak habis. Jadi, saya ijin berjualan di depan toko ini. Alhamdulillah sejak saat itu es dagangan saya selalu habis,” tukasnya. ⁣⁣
⁣⁣
Maksum mengemukakan pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia satu tahun belakangan cukup membuat ia terpukul. Terlebih aktivitas sekolah dihentikan sehingga otomatis ia tidak bisa berjualan lagi di sekolah. ⁣⁣
⁣⁣
Namun, ia bersyukur lantaran masih bisa berjualan di depan Toko Karomah Anak. Setiap hari, rata-rata ia bisa mengantongi uang Rp200.000 untuk mencukupi kehidupan hidup sehari-hari. ⁣⁣
⁣⁣
Sementara saat berjualan di sekolah, omsetnya paling tinggi sekitar Rp 100.000 per hari. Kini, dari hasil berjualan es ia mampu membiayai anak pertamanya sekolah sekaligus pesantren. ⁣⁣
⁣⁣
“Saya bersyukur sekali bisa berjualan di sini (Toko Karomah Anak) saya benar-benar berterima kasih. Namanya juga jualan kadang omset naik turun. Kalau lagi ramai sehari saya bisa dapat Rp300.000 lebih. Sebagian besar pembeli saya ya dari pengunjung toko,” katanya.⁣⁣
⁣⁣
Pemilik Toko Karomah Anak, Gina Amalia mengakui sengaja memberi izin bagi pedagang kecil untuk berjualan di sekitar toko miliknya. Dengan begitu, setidaknya ia telah membantu usaha kecil menengah tumbuh bersama toko miliknya. ⁣⁣
⁣⁣
Toko yang menjual berbagai perlengkapan anak dan ibu seperti mainan anak, baju, perlengkapan sekolah, perlengkapan ulang tahun, alat ibadah, aksesoris, sepeda anak, tas, sandal, hingga sepatu tersebut setiap hari ramai dikunjungi pembeli. ⁣⁣
⁣⁣
Tidak hanya dari kawasan Cirebon Timur, pembeli yang datang juga berasal dari daerah sekitar Cirebon lainnya seperti Sumber, Losari, Indramayu dan Brebes. ⁣⁣
⁣⁣
“Saya mengizinkan mereka karena mereka berjualan untuk menopang hidup. Banyak juga pedagang yang terkena dampak pandemi. Semua pedagang kecil yang berjualan di sini tidak dipungut biaya tapi saya hanya minta mereka sama-sama ikut menjaga kebersihan dan keamanan toko,” bebernya. ⁣⁣
⁣⁣
Gina menambahkan lantaran area depan toko yang terbatas kini ia tidak mampu menampung lebih banyak pedagang kecil berjualan. Terlebih, ia juga harus memikirkan parkir dan kenyamanan pengunjung toko. ⁣⁣
⁣⁣
” Setiap hari ada saja pedagang kecil yang meminta ijin berjualan di depan toko tapi mohon maaf area berjualan untuk pedagang kecil sudah penuh. Mudah-mudahan mereka bisa mengerti,” pungkasnya. (AC400)

Bagikan:
BACA YUK:  Alfamart Bagikan Ratusan Takjil di Jalan Siliwangi Kota Cirebon

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *