Berbagai Kesenian Khas Cirebon Meriahkan Harlah NU ke-97 di Cirebon

Cirebon,- Peringatan hari lahir ke-97 Nahdlatul Ulama di Kabupaten Cirebon berlangsung di Desa Pabuaran Wetan Kecamatan Pabuaran Kabupaten Cirebon, Minggu (8/3/2020)

Dalam kegiatan Harlah ke-97 Nahdlatul Ulama dimeriahkan dengan pagelaran kesenian tradisional khas Cirebon.

Menurut Abdul Manaf Muchlas, Ketua acara Harlah NU Kabupaten Cirebon mengatakan pada kegiatan harlah NU ini, seluruh lembaga dan badan otonom yang ada di bawah naungan PCNU Kabupaten Cirebon, berpartisipasi untuk menyelenggarakan kegiatan.

“Kegiatan pagelaran seni ini, merupakan kegiatan yang dimotori oleh Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) PCNU Kab Cirebon,” ujarnya.

BACA YUK:  Hadiri Kampanye Akbar di Kota Cirebon, Zulkifli Hasan Yakin Prabowo - Gibran Menang Satu Putaran

Selain kegiatan pagelaran seni ini, sejumlah kegiatan juga diselenggarakan untuk memeriahkan acara. Seperti halnya kegiatan ruqyah massal, bahstul masail dan kegiatan lainnya.

Menurut Manaf, banyak pesan yang terkandung dalam seni dan budaya yang ada di nusantara ini. Sehingga penting juga untuk menjaga seni dan budaya tersebut tetap lestari.

“Kegiatan puncaknya Harlah ke-97 NU di Kabupaten Cirebon dihadiri oleh Ketua PBNU, KH. Said Aqil siradj,” kata Manaf.

Sementara, Agung Firmansyah, sekretaris Lesbumi PCNU Kab Cirebon mengatakan, bahwa sejumlah kesenian khas Cirebon yang sudah hampir tidak dikenal oleh masyarakat, dipentaskan lagi dalam kegiatan Harlah ini.

BACA YUK:  Momentum 100 Tahun, Gedung BAT Jadi Destinasi Wisata dan  Dibuka Untuk Umum Akhir Tahun 2024

Agung juga menyebutkan, bahwa lembaganya juga memiliki progran Njujug Tajug, yaitu mendatangi masjid atau langgar, dengan menekankan pentingnya masjid dalam fungsi sosial, selain fungsi utama sebagai rumah ibadah.

Dalam kegiatan tersebut, Lesbumi juga  mementaskan seni dengan penekanan pesan-pesan kemanusiaan dan relijiusitas yang terkandung di dalam kesenian.

“Sekaligus sebagai bentuk upaya pelestarian seni budaya juga,” terang Agung.

Menurut Agung, seni budaya bukan hanya saja digunakan untuk berdakwah saat zaman para wali, namun banyak juga yang memiliki nilai lain yang terkandung.

BACA YUK:  Masjid Agung Sang Cipta Rasa, Konon Dibangun Hanya Satu Hari Satu Malam

Seperti halnya kesenian Cokek. Kesenian yang dipentaskan oleh kelompok seni dari Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon ini, sebenarnya merupakan musik etnis tionghoa. Bahkan, kesenian ini lebih sering dipentaskan dikegiatan acara Tionghoa.

“Namun pada kegiatan ini, kesenian tersebut dipadukan dengan seni barongan khas Cirebon,” kata Agung.

Agung menyebutkan, sejumlah kesenian yang dipentaskan dalam harlah ini, yaitu Cokek dan barongan, wayang wong, wayang kulit, karinding dan ronggeng bugis. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *