Begini Prosesi Grebeg Ageng Kasultanan Kanoman di Makam Sunan Gunung Jati

Cirebon,- Setiap Hari Raya Iduladha, Kesultanan Kanoman Cirebon melakukan tradisi Grebeg Ageng, yang berlangsung di Komplek Makam Sunan Gunung Jati Cirebon, Rabu (22/08/2018)

Menurut Juru Bicara Keraton Kanoman Ratu Arimbi, prosesi Grebeg Ageng diawali dengan Salat Iduladha. Sebelum melakukan sholat, Pangeran Patih Raja Mochamad Qodiron mengganti baju dengan jubah kebesaran keraton sebagai tanda Keprabonan atau Keprabuan dan kepemimpinan, yang kemudian dilanjut menuju masjid agung Gunung Jati untuk melakukan sholat Idul Adha.

Usai melaksanakan Salat Iduladha, Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran melanjutkan tradisi sungkeman, kemudian melakukan ziarah kubur ke makam para leluhur.

Ziarah kubur dimulai dari Makam Kanjeng Sunan Gunung Jati yang berdampingan dengan makam ibundanya Ratu Mas Rarasantang dan makam para leluhur yang selama ini dikenal sebagai tokoh Cirebon.

BACA YUK:  CSB Mall Salurkan Bantuan Kepada 5 Panti Asuhan

Selanjutnya Pangeran Patih Raja Muhammad Qodiran memasuki Kori Gapura alun-alun dan Kori Krapyak. Kedua kori tersebut, merupakan pintu gerbang dari pintu-pintu yang akan dilalui Gusti Sultan beserta segenap keluarga dan kerabat dekat, untuk memasuki pintu ke-8 dan pintu ke-9.

Lawang atau pintu-pintu tersebut setiap harinya tertutup untuk umum, dan khusus hanya bisa dilewati Gusti Sultan dan keluarga. Pintu-pintu itu hanya dibuka ketika acara Grebeg Syawal, Grebeg Ageng, dan pada saat Gusti Sultan atau keluarga berziarah. 

Adapun urut-urutannya, dari kedua kori itu Sultan bersama rombongan memasuki Lawang Penganten, Lawang Beling, Lawang Dalem, Lawang Pasujudan, Lawang Pandan, lalu masuk Iawang Gapura Bentar, Lawang Kaca, lawang bacem lali ke jinem untuk melakukan tahlil, dzikir serta berdoa.

BACA YUK:  3 Ide Outfit Couple Ala BT Batik Trusmi Stylish dan Kompak, Bisa Tiru Untuk Ngedate

Dari Jinem, Sultan dan rombongan lalu menuju kompleks makam Mbah Kuwu dan berdo’a di sana, lalu keluar melewati lawang Bacem dan berdo’a lagi di komplek makam Sultan Kanoman yang pertama.

Dari sana turun menuju Iawang Kaca di komplek makam Sultan Komarudin, turun lagi menuju Wang Gapura bentar dan berdo’a di kompleks makam Sultan Mandurareja, keluar lagi lewat Lawang Pandan menuju kompleks Kadipaten dan berdo’a di makam Pangeran Pubaya.

Setelah itu, turun lagi menuju komplek makam Sultan Nurus dan berdo’a di sana, lalu menuju ke arah barat melewati lawang Mergu dan berdo’a di makam keluarga besar Kesultanan Kanoman.

BACA YUK:  Tentang Kopi by Dwi Andhika Kini Hadir di Cirebon, ini Lokasinya

Prosesi berikutnya, Gusti Sultan menuju Pesanggrahan Kanoman untuk jeda istirahat dan dipersilahkan mencicipi hidangan jamuan makan yang telah disiapkan oleh jeneng serta kraman Astana Gunung Jati.

Seusai jamuan makan, Gusti Sultan dengan keluarga secara simbolis melakukan tradisi curak (membagikan uang) kepada masyarakat yang ada di sekitar komplek pemakaman.

Beberapa saat setelah itu, rangkaian prosesi ritual ditutup Gusti Sultan, segenap keluarga serta kerabat dekat keraton menuju lawang Pasujudan untuk pamit pulang kembali ke Keraton Kanoman. (AC212)

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *