Bank Indonesia Cirebon Gelar Seminar Ekonomi dan Arah Kebijakan BI tahun 2019

Cirebon,- Sebagai salah satu bentuk advisory kepada stakeholders di daerah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon melaksanakan Seminar Ekonomi serta penyampaian prospek ekonomi dan arah kebijakan BI tahun 2019, yang berlangsung di Ruang Sasana Gunung Jati, KPw BI Cirebon, Jalan Yos Sudarso, Kota Cirebon, Kamis (20/12/2018).

Seminar Ekonomi tersebut mengangkat tema “Mendorong Perekonomian Ciayumajakuning melalui Peningkatan Sektor Pariwisata yang didukung oleh Keberadaan Bandara Kertajati”.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon, M. Abdul Majid Ikram mengatakan sebagaimana kita ketahui bahwa pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2018 sudah semakin membaik, termasuk pertumbuhan ekonomi nasional yang sudah ada diangka sekitar 5,2 persen.

“Hal ini tidak terlepas dari dukungan sektor konsumsi, investasi, dan tentunya ekspor. Namun demikian ada hal yang patut kita cermati, khususnya dari sisi neraca pembayaran bahwa saat ini Indonesia masih terus mendorong penurunan defisit, terutama yang bersumber dari masih tingginya impor dan juga biaya-biaya jasa ekspor import,” ujarnya.

BACA YUK:  7 Pilihan Hadiah Lebaran untuk Istri, Dijamin Bikin Makin Sayang!

Lanjut Majid, khusus untuk Provinsi Jawa Barat sudah mampu berkontribusi dalam memperkecil defisit, termasuk upaya untuk pengembangan sektor industri pengolahan dan peningkatan pekerja migran yang berbasis pada meningkatnya devisa masuk ke wilayah kita.

Kepala Bank Indonesia Cirebon M. Abdul Majid Ikram saat memberikan sambutan di acara Seminar Ekonomi.

“Khusus di Wilayah Ciayumajakuning, industri pengolahan tumbuh sebesar 5,9 persen pada tahun 2017 dan merupakan pendorong penumbuhan ekonomi wilayah dengan porsi 28 persen dari PDB,” ungkapnya.

“Ini tidak terlepas dari dukungan industri kayu, barang dari kayu, gabus, rotan dan sejenisnya,” imbuh Majid.

BACA YUK:  Bank Indonesia Cirebon Siapkan Rp 3,9 Triliun Untuk Penukaran Uang Rupiah Selama Momen Idulfitri 2024

Namun demikian, kata Majid, sektor pariwisata masih tereksplor secara maksimal dan sebenarnya kita melihat masih banyak potensi lebih dikembangkan. Oleh karenanya, dengan beroperasinya Bandara Internasional Kertajati ini bisa menjadi pengungkit dan motor penggerak pengembangan era sektor pariwisata.

“Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat 2018, diperkirakan sebesar 5,7 persen dan ini insyaallah lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional,” jelasnya.

Sedangkan, bila melihat perkembangan ekonomi di wilayah Ciayumajakuning menurut Majid, diperkirakan berada di 4,34 persen dan insyaallah lebih tinggi dari pertumbuhan di tahun 2017 yang hanya berada pada 3,74 persen.

BACA YUK:  Pj Gubernur Jabar : Pemdaprov Jabar Terus Dukung Kemajuan Kabupaten Cirebon

 Sementara itu, bila bicara inflasi, karena inflasi menjadi salah satu konsen kita bersama dalam rangka untuk khususnya menekan kemiskinan, bahwa memang tantang terberat masih dialami oleh Provinsi Jawa Barat.

Inflasi Provinsi Jawa Barat secara year to date berada diangka 2,97 persen dan pada bulan November inflasi berada pada angka 0,28 persen. 

“Inflasi di Jawa Barat, secara umum berada di atas inflasi nasional. Namun demikan, khusus di wilayah Cirebon Inflasi tetap rendah dibawah inflasi nasional maupun Jawa Barat. Jadi, bulan November inflasi Cirebon hanya mencapi 0,37 persen atau 2,21 persen secara year to date,” terangnya.

“Mudah-mudahan inflasi di Cirebon pada bulan Desember sebesar 0,4 persen,” tandasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *