AR’Q by Arief Rachmanto Dipercaya Menjadi Desainer Batik Mande Praja Caruban

Cirebon,- Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon telah menetapkan Batik Mande Praja Caruban sebagai Pakaian Dinas Harian (PDH) di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon.

Batik yang merupakan hasil lomba tahun anggaran 2019 ini akan digunakan oleh seluruh pegawai Pemkab Cirebon hingga ke tingkat desa menggantikan batik merah sebelumnya.

Peluncuran batik tersebut sudah dilakukan pada awal Desember 2020 dan mulai digunakan bulan Desember setiap hari Kamis pada Minggu genap.

Untuk merealisasikan hasil lomba batik tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon mempercayakan AR’Q by Arief Rachmanto designer asal Cirebon untuk merancang batik tersebut.

Menurut Arief, motif dari Batik Mande Praja Caruban sendiri merupakan perpaduan dari berbagai motif batik yang dijadikan satu. Seperti halnya Cirebon yang memiliki ragam budaya.

BACA YUK:  Resmikan Gedung Khusus PPA, Bupati Harapkan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak di Cirebon Turun

“Sehingga motif batik Mande Praja Caruban ini bisa mencerminkan Cirebon yang memilik aneka ragam budaya. Diharapkan bisa berkesinambungan satu dengan yang lain,” ujar Arief saat ditemui About Cirebon di Gallery AR’Q Jalan Katiasa, Kota Cirebon, Kamis (17/12/2020).

“Jadi sesuai dengan itu, kedinasan mempunyai sifat seperti itu keanekaragaman tapi satu,” tambahnya.

Menurut Arief, nama Mande Praja Caruban diciptakan dari pengabungan antara pemenang lomba batik juara satu dan juara dua. Hasil karya dari juara satu dan juara dua dikawinkan, akhirnya jadi Mande Praja Caruban.

“Kalau kata aku, baru Kabupaten Cirebon yang mempropagandakan busana daerah. Awalnya kita mencoba sendiri dan memberikan masukan, akhirnya banyak yang suka dan kita kukuhkan,” kata Arief.

BACA YUK:  Ikut BPJS Ketenagakerjaan, Bupati Cirebon Serahkan Santunan Kematian bagi Ahli Waris Dua Kuwu

Arief berharap, ada pemerintah daerah lain yang bisa mencontoh Kabupaten Cirebon, karena keragaman budaya harus tetap dilestarikan. Karena, kalau bukan kita siapa lagi yang akan meneruskan estafet budaya ini.

“Dengan dikukuhkannya batik ini, ternyata Kabupaten Cirebon juga memikirkan para pengrajin yang geliatnya kurang karena pandemi. Apalagi batik ini merupakan batik tulis, bukan batik cap,” jelasnya.

Karena batik tersebut sudah dipesan oleh Pemkab Cirebon, menurut Arief, sudah didesain berbentuk pola, sehingga semuanya akan seragam. Namun, yang boleh dimodifikasi tentunya hanya ukuran panjang tangan, karena ada yang panjang dan pendek.

“Kita juga desain untuk busana muslim dan ketika menggunakan rok pakemnya sudah ditentukan. Oleh karena itu, hadirnya aku untuk mempercantik tampilan dalam batas ruang kedinasan dan tidak kalah identitas kabupatennya tetap menonjol,” jelasnya.

BACA YUK:  Telkomsel Raih Best Mobile Network dari Ookla® Speedtest Award™ Selama 5 Tahun Berturut-turut

Pola yang dikerjakan oleh pengrajin, tambah Arief, tentunya diberikan dua set pola untuk pria dan wanita yang sudah menjadi pakem. Akan tetapi bisa berkembang sesuai dengan fungsinya.

“Karena menurut saya, batik Mande Praja Caruban ini kalau dibuat atas bagus, kalau dibuat acara bersifat kedaerahan dan kenegaraan bisa menonjolkan busana daerahnya,” terangnya.

Motif Batik Mande Praja Caruban, kata Arief, merupakan wajah Kabupaten Cirebon yang bisa terlihat dari warna dan motifnya.

“Warna dari Batik Mande Praja Caruban, sudah sesuai dengan industri dan table fashion dunia. Karena komposisi warnanya sudah internasional. Atau bisa dibilang sudah menjadi warna trend internasional,” pungkasnya. (AC212)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *