Abrasi Bibir Pantai Pantura Berpengaruh Produksi Garam Petani di Desa Rawaurip Cirebon
Cirebon,- Petani garam di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon mengeluhkan permasalahan abrasi kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Jendral (Pur) H. Moeldok. Selama 2 tahun, lahan mereka sering kali terendam air laut pasang, yang mengakibatkan petani tidak bisa mengolah lahan.
Akibat abrasi tersebut, puluhan lahan garam tak bisa digarap. Harapannya, dengan kedatangan KSP ke desa mereka, pemerintah pusat memberikan solusi untuk mengatasi terjadinya abrasi. Supaya petani garam bisa kembali menggarap lahan garam.
Menanggapi hal tersebut, Moeldoko menjelaskan bibir pantai di Pantai Utara (Pantura) saat ini mengalami kerusakan yang cukup dan kondisi mundur. Sehingga perlu adanya revitalisasi bibir pantai.
Akibat abrasi tersebut, lanjut Moeldoko, berpengaruh terhadap produksi garam para petani di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.
“Dibandingkan dengan bibir pantai lainnya yang ada di Indonesia, kerusakan bibir pantai Pantura akibat abrasi kondisinya mundur dan kerusakan yang cukup. Akibatnya berpengaruh terhadap produksi garam,” ujar Moeldoko usai berdialog dengan para petani garam Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan.
Sehingga, kata Moeldoko, untuk mengatasi abrasi bibir Pantai Utara yaitu melakukan program revitalisasi bibir pantai. Namun, ada beberapa bentuk program lainnya masih dalam pembahasan.
“Bentuknya masih dalam pembahasan. Ada pilihan kedua, nanti di daerah ini diganti dengan budidaya nila salin,” jelasnya.
“Karena harga nila salin ini cukup bagus jika dibudidayakan,” tandasnya. (AC212)