Industri Batik Diminta Bersaing Hadapi MEA

Jakarta, 22 September 2016,- Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memberikan peluang perluasan pasar bagi produk-produk unggulan Indonesia, termasuk produk industri batik yang terus berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini.

Dari keterangan pers yang diterima AboutCirebon, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengatakan pemerintah mendukung perkembangan industri batik Indonesia agar mampu bersaing secara global. Apalagi industri batik yang tersebar di berbagai daerah ini mampu menyerap ratusan ribu pekerja dari hulu sampai hilir.

“Pemberlakukan MEA yang memperlancar arus barang, jasa, modal serta investasi di kawasan ASEAN menjadi tantangan sekaligus peluang bagi industri batik Indonesia dalam memasarkan produk-produknya,” kata Hanif di Kantor Kemnaker, Jakarta, Selasa (20/9/2016).

BACA YUK:  Pj Wali Kota Apresiasi Spectrum SMPN 1 Cirebon sebagai Ajang Kreativitas Siswa

Pemerintah mengajak para pelaku industri batik terus mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Selain merupakan warisan tradisi budaya nusantara, industri batik baik yang bersifat tradisonal ataupun modern mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Dia menyebut batik menyerap puluhan bahkan ratusan ribu tenaga kerja yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mulai dari hulu sampai ke hilir. Dari pengusahanya, UMKM, para pengrajinnya, sampai pada karyawan dan penjualnya.

Saat ini batik Cirebon dan batik Pekalongan yang masih mengusai pasar di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Namun, dalam menghadapi MEA diharapkan dukungan pemerintah dalam pengembangan Batik yang diharappkan bisa memikat pasar Negara-negara ASEAN. (AC250)

Bagikan:

Mungkin Anda juga menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *